Lorenzo Pahami Kesulitan yang Dialami Vinales Saat Ini

AALST – Pembalap Repsol Honda, Jorge Lorenzo, paham dengan kesulitan yang dialami Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) saat mentas di MotoGP Amerika Serikat 2019. Lorenzo menyatakan dia pun pernah mengalami masalah yang sama waktu pertama kali memulai karier di MotoGP bersama Yamaha.

Vinales memang gagal menunjukkan tajinya saat mentas pada balapan yang berlangsung di Circuit of The Americas (COTA). Vinales yang memulai balapan dari posisi keenam hanya mampu menyegel tempat ke-11 saat menyentuh garis finis.

Kegagalan itu disebabkan karena Vinales melakukan awal balapan yang buruk di COTA. Vinales berniat untuk merebut posisi terdepan dalam waktu singkat di awal balapan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Posisi Vinales terus melorot sehingga hanya bisa bersaing di jajaran pembalap yang memperebutkan posisi 10 ke bawah.

BACA JUGA: Vinales Siap Bayar Kegagalan di COTA pada MotoGP Spanyol 2019

Lorenzo melihat permasalahan Vinales sama dengan apa yang terjadinya padanya di MotoGP 2008. X-Fuera –julukan Lorenzo– menyebut kopling menjadi musuh utama Vinales saat ini.

“Saya mengerti dia (Vinales) kesulitan menggunakan kopling dengan baik saat memulai balapan. Tidak masalah jika dia ada di baris pertama, dia selalu kehilangan posisi. Saya juga menderita masalah ini pada awal karirr saya di MotoGP. Biasanya saya berada di posisi terdepan atau barisan depan, lalu saya kehilangan satu baris karena awal yang buruk dan kemudian sulit,” ujar Lorenzo, seperti yang dikutip dari Motorsport, Kamis (25/4/2019).

“Saya memiliki jenis garis yang sangat berbeda dibandingkan dengan pembalap lain, ketika Anda berada di belakang pembalap lain Anda harus mengambil zona nyaman untuk berjaga-jaga jika Anda melakukan kesalahan, dan jangan menyentuh pembalap lain. Jika Anda di belakang, Anda harus mengerem lebih dulu dan Anda kehilangan waktu, hanya untuk memiliki jarak aman ini. Mungkin inilah yang terjadi pada Maverick (Vinales). Dia lebih suka pergi sendiri dan memimpin balapan,” pungkasnya.

(Andika Pratama)