Jadi menurut Henry IP, Fajar/Rian masih belum bisa memaksimalkan mental juara yang mereka miliki. Menurut Henry IP, ada beberapa laga disaat Fajar/Rian kalah dikarenakan mereka kurang bisa memiliki mental juara. Jadi disaat mereka tertekan, Fajar/Rian tak bisa bermain santai jadi banyak kehilangan poin.
“Dari dulu sih Fajar/Rian sudah punya keinginan untuk juara. Tapi mengaturnya yang belum bisa. Masih terburu-buru, apalagi kalau sudah mau game, itulah ciri pemain muda. Kalau poin tua, game ketiga kelihatan sekali. Kalau pemain senior kan tenang saja, mental juaranya kelihatan, itu yang mereka masih butuh,” tutur Henry IP, dikutip dari laman resmi PBSI, Sabtu (19/4/2019).
“Fajar/Rian sudah ada mental juaranya, saya berharap nanti kalau memang mereka bisa lolos ke olimpiade (Tokyo 2020), matangnya di olimpiade, sesuai dengan usianya, sesuai sama grafiknya mereka. Kemajuan Fajar/Rian itu di kualitas permainannya, error-nya berkurang sekali, walaupun masih ada lah, tapi persentase nya sudah berkurang,” sambungnya.
“Kelihatan keyakinan pedenya meningkat, mau lawan siapa saja, nggak terlalu ada rasa khawatir. Sejak Asian Games 2018 mereka kelihatan peningkatannya, tapi kan ada dua turnamen Eropa yang mereka absen (Denmark dan French Open 2018), jadi turunnya banyak sekali,” pungkasnya.
(Rivan Nasri Rachman)