JAKARTA – Indonesia kembali meraih medali emas di Asian Games 2018. Setelah sebelumnya Tanah Air mendapatkan medali emas dari cabang olahraga (cabor) taekwondo yang dipersembahkan Defia Rosmaniar, kini prestasi tersebut terulang kembali di wushu.
Peraih emas di cabor wushu itu adalah Lindswell Kwok pada nomor taijiquan dan taijijian putri Asian Games 2018 yang berlangsung di Hall B JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (20/8/2018) pagi WIB. Lindswell meraih medali itu setelah mengumpulkan poin tertinggi dengan total 19,50 poin (taijiquan 9,75 poin dan taijijian 9,75 poin).
Atlet yang menekuni wushu sejak 1999 itu mampu mengalahkan saingan-saingannya di nomor tersebut. Seperti mengalahkan perwakilan dari Hong Kong, Mok Uen Ying Juanita yang memperoleh medali perak dengan total koleksi 19,42 poin (9,71 + 9,71 poin). Sementara perunggu diraih atlet Filipina, Wong Agatha Chrystenzen, dengan raihan total 19,36 poin (9,68 + 9,68 poin).
(Foto: Okezone/Bagas Abdiel)
Meski Lindswell memang menjadi andalan Indonesia di cabor wushu dalam beberapa tahun ke belakang dan kerap kali meraih banyak prestasi, nyatanya medali emas tersebut merupakan raihan pertamanya di ajang olahraga multievent terbesar se-Asia itu. Target meraih emas itu memang menjadi tujuannya untuk mengikuti Asian Games 2018.
BACA JUGA: Kunci Sukses Lindswell Kwok Raih Emas di Asian Games 2018
Seperti yang dikutip dari laman resmi Asian Games, keinginan Lindswell untuk menekuni wushu sendiri ternyata datang dari saudara kandungnya, yakni Iwan, ketika masih menetap di Medan. Berkat ajakan dan ajaran Iwan itulah, Lindswell kini menjadi atlet wushu andalan Merah Putih.
(Foto: Okezone/Bagas Abdiel)
Akan tetapi, Lindswell mengatakan bahwa ajang Asian Games 2018 mungkin bisa jadi merupakan kompetisi terakhir yang akan diikutinya. Pasalnya, ia ingin menjadikan Asian Games sebagai penutup karier indahnya si wushu. Maka dari itu, ia menargetkan meraih emas dan keinginan itu pun akhirnya terwujud.
Tentu, Indonesia akan kehilangan atlet wushu putri terbaiknya jika Lindswell memutuskan untuk pensiun. Apalagi, ia memilih pensiun di usia yang terbilang masih muda, yakni 26 tahun. Ia pernah menyandang salah satu atlet terbaik di Indonesia pada 2013 oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
(Djanti Virantika)