Rossi Dirumorkan Bakal Comeback di Aragon, Jarvis: Saya Meragukan Kabar Itu

SAN MARINO – Sebuah insiden kembali dialami oleh pembalap kenamaan MotoGP, yakni Valentino Rossi. Pembalap berkebangsaan Italia tersebut mengalami kecelakaan hebat saat berlatih motorcross pada hari Kamis sore waktu setempat.

Demi menyembuhkan cedera tersebut, Rossi diharuskan untuk melakukan operasi, yang situasi tersebut sempat membuat para penggemar Rossi merasa cemas. Terlebih, dalam waktu dekat ini bakal ada lanjutan balapan MotoGP musim 2017 yang bakal digelar di Misano.

(Baca juga: Tak Kapok Kecelakaan 2 Kali, Valentino Rossi: Motor Tidak Bisa Dipisahkan dari Para Rider)

Beruntungnya, operasi yang dijalani Rossi tersebut pun berjalan lancar. Bahkan, Rossi pun dikabarkan bakal pulih lebih cepat dari perkiraan awal dan disebut-sebut bakal kembali melakoni balapan di MotoGP seri Aragon.

Mengetahui kondisi tersebut lantas mendapatkan komentar langsung dari kepala Tim Yamaha, yakni Lin Jarvis. Ia mengaku cukup ragu mengenai peluang pembalap berjuluk The Doctor tersebut bakal comeback di MotoGP Aragon.

(Baca juga: Dapat Salam dari Valentino Rossi, Ini Dia Pesan The Doctor kepada Para Penggemar)

“Saya harus katakan saat ini belum ada rencana (apakah Rossi bakal kembali di MotoGP Aragon). Tentu saja kami memiliki rencana untuk menggantikannya karena memang harus begitu. Sesuai kontrak, setelah menarik seorang pembalap maka dalam 10 hari ada kewajiban untuk menggantinya,” ucap Jarvis, seperti disadur dari Crash, Minggu (10/9/2017).

“Aturan itu sangat tepat karena acaranya harus tetap berjalan. Jadi kami akan mengajukan seorang rider pengganti untuk Valentino di Aragon. Apa Valentino akan ke Aragon? Menurut saya ia cuma akan ke sana jika yakin benar bisa melaju di atas motor dan membalap,” sambung pria asal Inggris itu.

“Saya pikir ia takkan pergi ke sana kalau merasa tak mampu bersaing untuk posisi lima atau enam besar. Apa ia akan bisa membalap di Aragon? Begini, dokter bilang waktu pemulihannya akan lebih lama dari jadwal balapan itu tapi atlet biasanya cukup ekstrem,” tuntasnya.

(Mochamad Rezhatama Herdanu)