Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Penuh Haru Rexy Mainaky, Legenda Buu Tangkis Indonesia yang Rela Lepas Gelar Juara All England 1994 Setelah Teringat Duka Ayah

Rivan Nasri Rachman , Jurnalis-Sabtu, 25 Oktober 2025 |04:01 WIB
Kisah Penuh Haru Rexy Mainaky, Legenda Buu Tangkis Indonesia yang Rela Lepas Gelar Juara All England 1994 Setelah Teringat Duka Ayah
Rexy Mainaky dan Ricky Subagja dikenal sebagai salah satu ganda putra terbaik Indonesia. (Foto: BWF)
A
A
A

KISAH mengharukan datang dari salah satu legenda bulu tangkis terbaik Indonesia, Rexy Mainaky. Peraih emas Olimpiade Atlanta 1996 ini ternyata pernah mengambil keputusan emosional untuk mengalah di final All England 1994, sebuah pilihan yang didasari oleh duka mendalam atas meninggalnya sang ayah.

Saat berjuang mengharumkan nama bangsa di turnamen bulu tangkis tertua di dunia, Rexy tiba-tiba merasa kehilangan motivasi untuk meraih gelar juara. Hal ini terjadi karena ingatan akan ayahnya yang baru meninggal dunia setahun sebelumnya menghantui pikirannya. Ia pun rela melepaskan gelar yang sudah berada di depan mata.

1. Langkah Mundur yang Penuh Arti

Rexy Mainaky adalah ikon di dunia bulu tangkis Indonesia, khususnya di sektor ganda putra. Berpasangan dengan Ricky Subagja, keduanya membentuk duet legendaris yang mendulang banyak prestasi mentereng. Pasangan ini sukses merebut gelar juara World Grand Prix Finals 1992, tiga kali World Cup (1993, 1995, dan 1997), hingga Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 1995.

Pada panggung All England, Rexy/Ricky berhasil merengkuh gelar juara dua kali berturut-turut pada tahun 1995 dan 1996. Sejatinya, mereka nyaris mencatatkan hattrick gelar juara karena berhasil menembus final pada edisi 1994. Namun, karena alasan yang sangat emosional, gelar juara ketiga itu terpaksa dilepaskan.

2. Keputusan Emosional

 Ricky Subagja/Rexy Mainaky foto laman kemenpora RI
Ricky Subagja/Rexy Mainaky foto laman kemenpora RI

Pada final All England 1994, Rexy/Ricky dihadapkan dengan sesama pasangan Indonesia, Rudy Gunawan/Bambang Suprianto. Dalam sebuah wawancara yang diunggah di channel Youtube pebulu tangkis Malaysia, Ameer Zainuddin, Rexy menceritakan bahwa ia sebenarnya sudah tidak ingin bermain total di laga final tersebut.

Ingatan akan wafatnya sang ayah pada Desember 1993 membuat Rexy kehilangan fokus dan motivasi. Meskipun pelatihnya memintanya tetap tampil di final, Rexy merasa gelar juara tidak lagi berarti baginya tanpa kehadiran sang ayah.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement