"Di saat itu juga keluarga semua pemain, pelatih dan ofisial juga terancam, tapi kami dengan semangat perjuangan 1945. Kami dapat mempertahankan Piala Thomas," tambahnya.
"Dan Anak anak saya tanpa merasa jiwa mereka terancam, dengan bangganya di usia masih balita sudah dapat berfoto dan memegang Piala Thomas," tutup Rexy.
Keberhasilan itu menjadikan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas 1998 bak pahlawan. Mereka disambut hangat ketika tiba di Indonesia. Rexy dan kawan-kawan sukses menghadirkan secercah harapan di tengah kondisi yang tak menentu.
Itulah kisah heroik Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas 1998, jadi juara saat kondisi Tanah Air tak menentu. Mereka terbukti punya mental dan fokus yang hebat.
(Wikanto Arungbudoyo)