RESPONS santai ganda putri Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan soal teriakan boo penonton Istora Senayan. Mereka mengaku tidak masalah dengan hal tersebut.
Hal ini disampaikan Pearly/Thinaah usai tampil di Indonesia Open 2025. Ajang tersebut turut digelar di Istora Senayan.

Gelaran Indonesia Open 2025 telah berakhir pada pekan lalu. Turnamen berlevel Super 1000 yang digelar di Istora Senayan itu, netizen Malaysia menyoroti sorakan yang dilakukan suporter Indonesia. Menurutnya, sorakan itu menjatuhkan mental lawan kala hadapi wakil tuan rumah.
Wakil Malaysia pun diketahui sempat menjadi korban dari sorakan penonton Indonesia. Mereka adalah anak didik dari Herry Iman Pierngadi, yakni Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Ganda putri Malaysia, Tan/Thinaah, yang berhasil melesat hingga partai puncak Indonesia Open 2025, angkat bicara soal atmosfer tersebut. Mereka mengakui sama sekali tidak mendengar teriakan dari penonton tuan rumah.
“Sebenarnya saat bermain kami sudah tidak mendengar teriakan-teriakan (boo) tersebut. Karena kami hanya fokus pada pertandingan saja. Jadi, kami memang tidak mendengar (teriakan boo). Tidak ada masalah,” kata Pearly Tan usai laga, dikutip Selasa (10/6/2025).

Sebelumnya, tunggal putra anyar Denmark, Viktor Axelsen telah bersuara mengenai kritikan yang dilakukan Malaysia. Eks tunggal putra ranking satu dunia itu memasang badan untuk suporter Indonesia. Dia menegaskan bahwa suasana di Istora Senayan seperti itu sudah jadi ciri khas tersendiri sejak dulu.
Adapun, Tan/Thinaah merupakan satu-satunya wakil Malaysia yang berhasil melaju hingga partai final di ajang tersebut. Sayangnya, mereka harus puas menjadi runner up usai kalah dari Liu Sheng Shu/Tan Ning asal China lewat pertarungan tiga gim dengan skor 25-23, 12-21, 19-21.
“Secara keseluruhan saya pikir kami sudah bermain yang terbaik tapi pola pikirnya harus sedikit berubah. Kami pun masih terus belajar, seperti di poin-poin kritis, bagaimana harus lebih tenang dan tidak terburu-buru. Kami masih dalam proses belajar, jadi saya harap semakin hari kami bisa berkembang lebih baik lagi,” tutur Pearly Tan.
“Saya pikir kami kurang cukup sabar menjelang akhir permainan. Kami terlalu ingin mendapatkan poin. Jadi saya pikir itu yang harus lebih kami pelajari. karena pada saat itu, lawan lebih baik dalam mengatasi hal tersebut dibandingkan kami, jadi menurut saya itu adalah hal yang harus kami pelajari kembali,” tutup Thinaah.
(Djanti Virantika)