Kisah Mualaf Pebulu Tangkis Indonesia Maria Febe, Peluk Agama Islam karena Suka Suara Azan sejak Kecil
KISAH mualaf pebulu tangkis Indonesia, Maria Febe Kusumastuti, menarik diulas. Sebab, ternyata dirinya sudah menyukai suara azan sejak kecil, sebelum akhirnya memutuskan memeluk agama Islam.
Keputusan jadi mualaf sendiri diambil Maria Febe pada 2013. Dia membaca dua kalima syahadat di pelatnas.
1. Kiprah Maria Febe
Maria Febe diketahui pernah turut jadi andalan Indonesia di sektor tunggal putri. Kiprah cukup manis pun diukirnya kala masih aktif bermain tepok bulu.
Pada posisi di ranking BWF, Maria Febe pernah ada di urutan ke-18. Ini jadi peringkat terbaik yang pernah ditempati selama kariernya. Hal itu terjadi pada 2010.
Maria Febe pun berhasil merebut gelar juara di sejumlah ajang bergengsi. Di antaranya, Australia Open hingga Bitburger Open.
Tak hanya itu, Maria Febe juga berhasil menyabet status runner-up di Selandia Baru Open 2009. Atlet kelahiran Boyolali, 30 September 1989 itu juga pernah membantu tim bulu tangkis Indonesia meraih medali perunggu di Piala Uber 2010 hingga medali perunggu di Asian Games 2010.
2. Jadi Mualaf
Di tengah kariernya yang berjalan cukup baik, keputusan besar kemudian diambil Maria Febe dalam kehidupannya. Dia memutuskan menjadi mualaf.
Maria Febe diketahui lahir dari keluarga Kristen. Dia pun memutuskan untuk memeluk agama Islam saat sudah beranjak dewasa.
Keputusan jadi mualaf diambil karena dirinya mengaku sering mendengar suara azan sejak masih kecil. Maria Febe sendiri merasa tertarik dengan suara azan karena merasa nyaman saat mendengarnya.
Keinginan untuk menjadi mualaf pun makin besar saat Maria Febe masuk Pelatnas PBSI pada 2010. Pasanya, dia banyak berinteraksi dengan rekan beragama Islam.
Dari sana, Maria Febe kemudian tertarik juga dengan kegiatan-kegiatan agama Islam, seperti salat tarawih. Hingga akhirnya, dia resmi menjadi mualaf pada 2013 dengan membaca dua kalimat syahadat di pelatnas.
Kini, Maria Febe taat menjalani perintah agama Islam. Dia bahkan mengenakan hijab dalam menjalani kegiatan sehari-harinya.
(Djanti Virantika)
