PARIS - Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung bersyukur memiliki kesempatan untuk tampil di Olimpiade Paris 2024. Bukan hanya karena ia berhasil meraih medali perunggu, ajang Olimpiade juga mengajarkan Gregoria untuk memiliki daya juang yang tinggi seperti yang diperlihatkan wakil Spanyol, Carolina Marin.
Gregoria sukses merebut medali perunggu Olimpiade Paris 2024 setelah Carolina Marin memutuskan mundur di babak semifinal. Dia menjadi satu-satunya pebulutangkis Indonesia yang berhasil meraih medali di ajang tersebut setelah lima wakil lainnya pulang dengan tangan kosong.
Usai membawa pulang medali perunggu, pemain nomor delapan dunia itu mendapat banyak pelajaran berharga dari Olimpiade Paris 2024. Gregoria melihat para wakil negara lain tampil dengan semangat juang yang tinggi, terlepas dari mereka unggulan atau tidak.
“Pelajaran yang didapat pastinya banyak dengan melihat seluruh pemain yang tampil di Olimpiade itu pastinya seluruh pemain hebat di negara masing-masing dan mereka sangat menunjukkan semangat juang yang tinggi sih dengan apapun yang ada,” tutur Gregoria dalam jumpa pers daring, dikutip Jumat (9/8/2024).
Gregoria mengambil contoh pada kasus Marin. Menurut dia, pemain asal Spanyol itu benar-benar memberikan semangat juang yang tinggi. Pasalnya, sebelum memutuskan mundur, dia tetap memaksa diri untuk menghadapi He Bing Jiao.
“Kayak kemarin Carolina Marin sangat disayangkan sekali dia harus ada dalam kondisi yang cedera bahkan itu bisa dibilang mimpi buruk untuk semua atlet. Tapi kita bisa lihat dari situ daya juangnya dia untuk mencoba bermain lagi pakai deker walaupun sangat disayangkan memang sudah enggak bisa dipaksa,” terang Gregoria.
Pelajaran-pelajaran penting yang didapat Gregoria tidak hanya soal semangat juang atlet saja, melainkan juga bagaimana kerja sama keseluruhan tim. Menurutnya, pelajaran itu bisa dia terapkan baik di dalam atau luar lapangan.
“Jadi sebetulnya banyak pelajaran yang saya ambil. Mungkin dari bagaimana kerja sama tim Indonesia juga di Olimpiade ini dari atlet dan pelatih, dari seluruh jajaran pengurusnya, kita bekerja sama untuk satu mimpi yaitu medali. Artinya itu bisa saya terapkan di kedepannya bukan cuma badminton saja tapi di luarnya juga,” pungkas Gregoria.
(Rivan Nasri Rachman)