"Tapi ya achievement mereka enggak bisa dibilang jelek juga. Bagus banget malah menurut saya. Mainnya juga bagus, cuma mungkin lawan sekarang banyak yang pelajari, teknologi juga gampang. Apalagi ranking 1 dunia dipantau semua orang," lanjut Marcus.
Pemain berusia 32 tahun itu juga mengungkapkan betapa besar beban dan pikiran yang ia rasakan saat menjadi peringkat 1 dunia. Ia mengaku harus terbiasa dengan tekanan yang ditujukan kepada dirinya dan Kevin.
"(Jadi peringkat 1 dunia itu) tidur susah, banyak pikiran, harus banyak-banyak berdoa. Emang pikiran banget itu. Tidur malam susah, apalagi kalau pertandingan. Kita sebelum berangkat harus sudah juara. Kalau hanya sampai final (tidak juara) dianggap kalah," jelas Marcus.
"Fajar/Rian sekarang juga berasa tuh, mereka kalah di final Korea Open, bagi semua orang mereka gagal loh. Padahal dulu bagus sampai final Korea Open, kan turnamen gede. Sebenarnya pasti pressurenya makin tinggi, makin gede, harusnya udah biasa. Tapi tiap pribadi masing-masing beda caranya," tutup pemain jebolan PB Jaya Raya itu.
(Rivan Nasri Rachman)