Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Pahit Mantan Rival Susy Susanti yang Dipaksa Mengalah pada Olimpiade Sydney 2000

Djanti Virantika , Jurnalis-Rabu, 05 Juli 2023 |13:52 WIB
Kisah Pahit Mantan Rival Susy Susanti yang Dipaksa Mengalah pada Olimpiade Sydney 2000
Ye Zhao Ying kala berlaga. (Foto: Reuters)
A
A
A

KISAH pahit mantan rival Susy Susanti yang dipaksa mengalah pada Olimpiade Sydney 2000 akan diulas Okezone. Mantan rival Susy Susanti yang dimaksud adalah eks pebulu tangkis tunggal putri China, Ye Zhao Ying.

Diketahui, Ye Zhao Ying berhasil mengukir prestasi luar biasa semasa masih berkarier aktif sebagai pebulu tangkis. Bahkan, atlet kelahiran Hangzhou, Zhejiang, China, 7 Mei 1974 itu pernah menempati ranking 1 dunia.

Ye Zhao Ying

Pada masanya, Ye Zhao Ying pun jadi salah satu lawan berat bagi tunggal putri kebanggaan Indonesia, yakni Susy Susanti. Tercatat, dari 18 pertemuan yang pernah dilalui, Ye Zhao Ying berhasil mengalahkan Susy Susanti 7 kali.

Pertemuan terakhir keduanya terjadi di Konica Cup Singapore 1998. Kala itu, Susy kalah dari Ye Zhao Ying di babak final dengan skor 5-11, 11-6, dan 2-11. Alhasil, Susy harus puas hanya menyandang status runner-up, sementara Ye Zhao Ying menjadi juara.

Gelar juara di ajang Konica Cup Singapore 1998 sendiri menambah deretan prestasi manis dari Ye Zhao Ying. Di antaranya, atlet kebanggaan China dengan tinggi 175 cm itu pernah merebut medali emas di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 1995 dan 1997, juara All England 1999, Indonesia Open 1992 dan 1993, China Open 1995, dan masih banyak lagi lainnya.

Sayang, Ye Zhao Ying tak pernah merebut medali emas Olimpiade. Pencapaian terbaiknya di ajang itu adalah meraih medali perunggu. Hal itu terjad di Olimpiade Sydney 2000.

Ye Zhao Ying pun bercerita blak-blakan soal kiprahnya di Olimpiade Sydney 2000. Dia punya kisah pahit karena diminta mengalah kala berlaga di Olimpiade Sydney 2000.

Kala itu, Ye Zhao Ying sejatinya tampil begitu ciamik. Berstatus unggulan keempat, dia bisa mengalahkan satu per satu lawannya dengan mudah hingga mencapai babak semifinal. Kepastian melesat ke babak semifinal sendiri didapat Ye Zhao Ying usai mengalahkan Huang Chia-chi (Taiwan) di babak perempatfinal dengan skor 11-3 dan 11-4.

Melaju ke semifinal Olimpiade Sydney 2000, Ye Zhao Ying harus menghadapi perang saudara melawan Gong Zhi-chao yang kala itu berstatus unggulan pertama. Nah, di babak itulah, Ye Zhao Ying mengaku dipaksa mengalah.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan TV 2 SPORT, mantan bintang bulu tangkis China itu mengungkapkan sebuah rahasia besar soal paksaan mengalah itu. Ye Zhao Ying menjadi korban konspirasi China di pentas Olimpiade dalam upaya membantu timnya merebut medali emas.

"Anda merasa sangat tidak berdaya karena hanya Anda yang melawan keseluruhan sistem. Pertandingan Olimpiade hampir merupakan kesempatan sekali seumur hidup bagi seorang atlet, dan rasanya sangat tragis ketika Anda harus membuang semua kesempatan. Tapi, saya hanya satu orang, dan tidak ada yang bisa saya lakukan melawan sistem,” ujar Ye Zhao Ying, dikutip dari Sport TV2, Rabu (5/7/2023).

Kala itu, Ye Zhao Ying bercerita dipaksa mengalah dari Ye Zhao Ying di babak semifinal oleh tim pelatih. Pasalnya, di babak final, ada potensi melawan unggulan kedua asal Denmark, Camila Martin.

Benar saja, Camila Martin berhasil melaju ke babak final usai mengalahkan wakil lain dari China, yakni Dai Yun, dengan skor 11-5 dan 11-0. Sontak, pelatih langsung menyusun rencana agar wakil China bisa meraih medali emas di sektor tunggal putra. Cara yang diambil adalah membawa meloloskan Gon Zhi Chao ke final sehingga Ye Zhao Ying dipaksa mengalah.

Kala tampil di babak semifinal, Ye Zhao Ying pun diarahkan untuk mengemas laga agar tak terlihat seperti sudah diatur. Tetapi, Ye Zhao Ying diminta tak membuat Gong Zhi Chao kelelahan agar tampil prima di final. Alhasil, Ye Zhao Ying diminta kalah 2 gim langsung.

Di babak semifinal, Ye Zhao Ying yang tak berdaya untuk melawan aturan dari pelatih pun akhirnya hanya bisa menurut. Dia kalah dua gim langsung dari Gong Zhi Chao dengan skor 8-11 dan 8-11.

Ye Zhao Ying

“Tidak ada yang tahu apakah Camilla akan melaju ke final, dan mereka harus memutuskan siapa di antara kami yang paling mungkin mengalahkan Camilla di final. Mereka memutuskan bahwa saya harus kalah dari Gong Zhichao,” cerita Ye Zhao Ying.

“Mereka memberi tahu saya bahwa penting agar tidak ada yang melihat bahwa saya sengaja kalah. Penting juga bahwa saya tidak membuat Gong Zhi Chao lelah, jadi saya harus kalah dalam dua set langsung. Pertandingan tidak bisa berlangsung hingga tiga set karena Zhi Chao akan menjadi terlalu lelah,” lanjutnya.

“Itu hanya sebuah perintah. Sama sekali tidak boleh dibantah. Mereka datang untuk memberi tahu saya bahwa saya harus kalah, dan mereka akan memberi saya hadiah yang sama berupa bonus 21.500 euro sebagai pemenang medali emas. Tidak ada yang lebih dari itu. Tetapi saya tidak menginginkan uang itu. Saya menginginkan kehormatan gelar itu,” jelas Ye Zhao Ying.

Menurut Ye Zhao Ying, semua itu dilakukan tim pelatih China karena ada target besar yang harus dicapai di Olimpiade. Jika tidak berhasil, para pelatih dan manajer berisiko dipecat. Tak ayal, segala cara akan dilakukan.

“Yang terpenting adalah kesuksesan bagi China. Olimpiade adalah turnamen terpenting di China. Tidak hanya untuk para pemain, tetapi terutama untuk para pelatih dan senior dari asosiasi olahraga China,” tutur Ye Zhao Ying.

“Mereka harus menetapkan target jumlah medali emas yang mereka harapkan. Jadi, penting bagi pelatih dan manajer untuk kembali dengan kantong penuh emas. Kalau tidak, mereka berisiko dipecat. Itu sebabnya mereka mulai mengatur pertandingan hingga dan selama Olimpiade,” lanjutnya.

Usai kalah dari Gong Zhi Chao, Ye Zhao Ying tampil dalam perebutan medali perunggu. Di abbak itu, dia pun menang atas Dai Yun yang berstatus unggulan ketiga di ajang itu dengan skor 8-11, 11-2, dan 11-6.

(Djanti Virantika)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement