KISAH Casey Stoner, pembalap moncer yang sukses menjuarai MotoGP dengan 2 motor berbeda menarik dikulik. Sebab, kesuksesannya sulit diikuti pembalap MotoGP saat ini.
Ya, Casey Stoner sukses mengukir karier ciamik di pentas MotoGP. Meski begitu, dia harus mengalami fase naik dan turun dalam meniti karier.
Memulai perjalanan di ajang balap motor bergengsi itu dari kelas 250 cc pada 2002, pembalap asal Australia tersebut harus terseok-seok dahulu. Pada 2002, Stoner hanya finis di urutan ke-12 pada klasemen akhir pembalap tanpa sekalipun naik podium.
Stoner pun akhirnya harus turun kelas ke 125 cc. Di kelas itu, karier Stoner jauh lebih baik, di mana pada 2003 dia berhasil merebut 1 kemenangan dan juga 3 podium. Stoner makin bersinar pada 2004 sehingga berhasil finis di urutan kelima pada klasemen akhir.
BACA JUGA: Demi Juara MotoGP 2023, Marc Marquez Minta Dukungan kepada Kumpulan Fans Barunya Bernama We Are 93
Stoner makin tak terbendung pada 2005. Dia menjadi runner-up di kelas 250 cc. Dari sana, kesempatan naik ke kelas MotoGP pun datang. Pembalap kelahiran Queensland, 16 Oktober 1985 itu dikontrak tim satelit Honda, yakni LCR, pada 2006.
Pada musim debutnya di MotoGP, Casey Stoner langsung unjuk gigi. Dia bahkan sudah merebut podium pertamanya di kelas MotoGP pada balapan ketiganya, yakni di GP Turki, dengan finis di urutan kedua. Di akhir musim, Stoner menempati posisi kedelapan.
BACA JUGA: Alasan Valentino Rossi Dulunya Lakukan Selebrasi Mengepel Aspal di Ajang MotoGP
Atas kinerja apiknya, Casey Stoner langsung dilirik Ducati untuk memperkuat tim pabrikan pada 2007. Dia pun menandatangani kontrak di sana.
Stoner ternyata benar-benar bersinar di Ducati. Pada 2007, dia meraih 10 kemenangan! Stoner yang tampil tak terbendung akhirnya keluar sebagai juara pada akhir musim MotoGP 2007. Dia mengalahkan Dani Pedrosa hingga Valentino Rossi yang akhirnya finis di posisi 2 dan 3.
Follow Berita Okezone di Google News