Gregoria kemudian berusaha agar tidak lagi memikirkan soal kekalahan di game pertama. Dia memilih fokus bermain normal, dan berusaha bermain lebih tenang pada game kedua.
“Kemudian saya sudah bisa mengejar, tetapi tetap belum konsisten. Bisa ngejar tapi saya juga banyak kehilangan poin. Saat di poin-poin kritis, saya malah bisa bermain lebih tenang dan akhirnya menang walaupun lewat setting,” ujarnya.

Kemudian pada game ketiga, karakteristik shuttlecock mengalami perubahan. Gregoria pun berusaha untuk bermain sabar terlebih dahulu, sebelum memastikan kemenangan.
“Di game ketiga, dengan karakter shuttlecock berat, saya coba mengikuti pola permainan lawan dahulu. Saya bermain sabar. Baru ada kesempatan saya nyolong dengan pukulan yang mematikan. Ternyata pola itu cukup berhasil. Lawan juga banyak mati sendiri. Mungkin lawan main buru-buru juga,” tutur Gregoria.
(Djanti Virantika)