MISANO – Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, tidak yakin Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT) bisa tampil apik di MotoGP San Marino 2021. Balapan seri ke-14 itu akan berlangsung di Sirkuit Misano, Italia, Minggu 19 September 2021, malam WIB.
Meski tampil di hadapan publiknya sendiri di Italia, Pernat tetap tidak yakin pada Rossi. Pernat menilai Rossi sudah berada di dimensi lain pada sisa MotoGP 2021.

Bahkan, Rossi dinilai sudah kehilangan tajinya untuk beberapa balapan berikutnya. Hal itu bisa terlihat pada hasil balapan pada musim ini karena VR46 selalu kesulitan untuk tampil kompetitif. Pencapaian tertinggi Rossi hanyalah finis di urutan ke-10 di MotoGP Italia 2021.
Ia pun menilai Rossi sudah menjalani balapan dengan tidak sepenuh hati lagi. Ia menganggap jika seorang pembalap telah memutuskan pensiun, dia akan kehilangan ambisi dan tidak terlalu mengambil risiko terlalu banyak di lintasan .
BACA JUGA: Jadwal MotoGP San Marino 2021: Marc Marquez Kembali Raih Podium?
"Dia, sekarang, sudah berada di dimensi baru, seperti yang terjadi pada semua pilot ketika mereka mengumumkan perpisahan mereka," ucap Pernat, dilansir dari Tuttomotoriweb, Kamis (16/9/2021).
“Di motor, Anda mempertaruhkan kulit Anda, sekarang mempertaruhkan terlalu banyak tidak lagi masuk akal, bahkan untuk dia dan alasannya. jelas, mereka tidak bisa sama dengan seseorang yang masih melihat masa depannya di MotoGP,” sambungnya.
Lebih lanjut, Pernat menegaskan kerguannya soal pelaung The Doctor -julukan Rossi- untuk naik podium atau bahkan memenangkan balapan di MotoGP San Marino 2021. Akan tetapi, ia akan sangat senang jika Rossi mampu meraih menang di hadapan publik Misano.

“Saya tidak berpikir Valentino bisa secara objektif menang pada hari Minggu. Tetapi, jika dia membuktikan saya salah, saya akan menjadi orang pertama yang bahagia,” imbuhnya.
“Mungkin hasil penting adalah mengejarnya, menutup dengan baik dan dengan lompatan, mungkin podium, tapi saya tidak tahu apakah itu akan terjadi di Misano, setidaknya di babak pertama ini. semoga saya salah,” pungkasnya.
(Andika Pratama)