GIANNIS Antetokounmpo baru saja membawa Milwaukee Bucks menjuarai NBA 2020-2021 usai mengalahkan Phoenix Suns 4-2. Ini adalah buah dar kerja keras Giannis di Bucks selama delapan tahun terakhir ini.
Giannis bekerja keras untuk sukses karena pernah merasakan perihnya hidup di bawah garis kemiskinan. Giannis bahkan pernah merasakan kelaparan saat mejalani kehidupan di Yunani.
Yunani adalah tanah kelahiran Giannis. Dia lahir pada 6 Desember 1994 di Ibu Kota Yunani, Athena. Giannis adalah anak dari pasangan imigran Nigeria yang hidup di Yunani.
Melansir New York Times, orang tua Giannis, seperti kebanyakan imigran di Yunani, kesulitan mencari kerja. Giannis dan sang kakak, Thanasis, harus membantu ekonomi keluarga dari kecil dengan menjajakan jam tangan, tas, dan kacamata di pinggir jalan.
BACA JUGA: Giannis Antetokounmpo Jadi MVP dan Juara NBA 2020-2021, Kobe Bryant Tahu Itu Akan Terjadi
Sayangnya, upaya Giannis dan sang kakak tidak terlalu membantu ekonomi keluarganya. Giannis menyatakan keluarganya sempat mengalami masa tidak memiliki uang untuk sekadar membeli makanan.
โKadang-kadang kulkas kami kosong. Dalam beberapa hari, kami tak sanggup menjual barang-barang dan kami tak punya uang untuk makan,โ tutur Giannis.
BACA JUGA: Milwaukee Bucks Juara NBA 2020-2021, Giannis Antetokounmpo Bikin Rekor
Keadaan keluarga Giannis makin parah karena xenophobia di Yunani pada waktu itu. Sekadar informasi, xenophobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain atau yang dianggap asing.
Namun, olahraga mengubah kehidupan Giannis. Giannis tidak langsung berkenalan dengan basket, tetapi sepakbola lebih dulu.
Ukuran tubuh Giannis saat berumur 13 tahun, yang lebih besar ketimbang teman-teman sebayanya, menarik perhatian pelatih klub basket lokal, Spiros Velliniatis, pada 2007 silam. Dia meyakinkan orang tua Giannis untuk mengizinkan sang putra berlatih basket karena itu akan mengubah kehidupan mereka.
Follow Berita Okezone di Google News