TOKYO – Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, menyayangkan tak adanya penonton di Olimpiade Tokyo 2020. Meski begitu, Thomas Bach paham keputusan ini diambil demi keselamatan banyak orang.
"Ini sangat sulit dan semua pihak menyesalkan konsekuensi yang ditimbulkan bagi para atlet maupun penonton," kata Bach mengutip dari Reuters, Sabtu (10/7/2021).
(Torch Relay Olimpiade Tokyo 2020)
"Namun, ini keputusan yang harus ditempuh demi memastikan keamanan Olimpiade. Saya harap kita semua sepakat bahwa yang terpenting adalah Olimpiade tetap dilangsungkan," ujarnya menambahkan.
Pernyataan Bach menanggapi keputusan panitia Olimpiade Tokyo yang pada Kamis 8 Jul 2021, memutuskan pesta olahraga yang berlangsung pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 itu digelar tanpa penonton. Hal itu karena lonjakan kasus COVID-19 memaksa pemerintah Jepang memberlakukan status darurat di ibu kota sepanjang penyelenggaraan.
Absennya penonton, Jepang kini harus mengubur harapan kemeriahan dan kemegahan Olimpiade Tokyo. Padahal pemerintah Jepang juga panitia Olimpiade Tokyo sejak lama berharap ajang itu bakal jadi panggung pertunjukan kesuksesan pemulihan negara itu dari gempa besar 2011 yang menimbulkan kecelakaan nuklir.
Sementara itu, penonton dari luar negeri sudah berbulan-bulan lalu dipastikan tidak boleh hadir. Keputusan terbaru ini jelas akan menimbulkan kerugian jutaan dolar bagi panitia.
BACA JUGA: Lewat Protokol Kesehatan yang Ketat, Indonesia Kirim 28 Atlet ke Olimpiade Tokyo 2020
IOC berharap ada peningkatan signifikan dari aspek produksi visual Olimpiade Tokyo, terutama di Jepang dan pasar terbesarnya, Amerika Serikat, akan membantu meminimalisir dampak kerugian keputusan terbaru ini.