PEMBALAP Repsol Honda, Marc Marquez, terpuruk di MotoGP 2021. Adik Marquez yang membela LCR Honda, Alex Marquez, pun angkat bicara soal kondisi sang kakak.
Menurut Alex, Marquez menderita setiap kali membalap karena motor Honda RC213V sangat menuntut fisik. Hal itu menambah derita Marc Marquez yang belum bugar 100 persen usai absen balapan selama kurang lebih sembilan bulan.

Sekadar informasi, lengan kanan Marquez patah dalam balapan pertama musim lalu, MotoGP Spanyol 2020. Marquez harus menjalani tiga operasi sebelum mengendarai motor RC213V.
Marquez kembali mengaspal pada balapan ketiga musim ini, MotoGP Portugal 2021. Pembalap Spanyol itu finis ketujuh pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Algarve, Portugal. Selanjutnya, Marquez finis kesembilan pada balapan MotoGP Spanyol 2021 di Sirkuit Jerez.
Pembalap asal Spanyol itu sayangnya terjatuh pada tiga balapan terakhir. Teranyar, Marquez jatuh dalam balapan MotoGP Catalunya 2021 yang berlangsung di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, Minggu 6 Juni 2021. Sebelumnya, Marquez jatuh di MotoGP Prancis 2021 dan MotoGP Italia 2021.
BACA JUGA: Babak Belur di MotoGP 2021, Marc Marquez Akan Bangkit
Sebelum tampil dalam balapan MotoGP Italia 2021, Marquez bahkan mengaku bahu kanannya juga terasa sakit. Jadi, Marquez kini bermasalah dengan lengan kanan dan bahu kanannya.
Meski begitu, Marquez berusaha untuk tampil maksimal dalam setiap balapan. Menurut Alex, rasa sakit menghalangi Marquez untuk tampil bagus, seperti sebelum kecelakaan di MotoGP Spanyol 2020.
"Marc (Marquez) memiliki ketidaknyamanan yang mencegahnya menjadi 100 persen. Dia menderita dan Honda adalah motor yang sangat fisik,” kata Alex, dikutip dari Tuttomotoriweb, Senin (14/6/2021).

Sementara itu, balapan selanjutnya telah menanti Marquez. Balapan kedelapan musim ini akan berlangsung di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Minggu 20 Juni 2021.
Marquez adalah rajanya Sirkuit Sachsenring dengan koleksi tujuh kemenangan. Akan tetapi, kondisi fisik sekarang membuat Marquez harus berjuang keras untuk setidaknya menyentuh garis finis.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)