LAUSANNE – Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, tidak mendukung atlet menyelak anteran untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Pernyataan Bach tersebut dimaksudkan untuk merespons kabar mengani beberapa Komite Olimpiade Nasional (NOC) yang mengungkapkan rencana untuk vaksinasi atlet-atletnya sebelum Olimpiade Tokyo 2020 dihelat.
Bach, seperti dikutip Reuters Rabu (Kamis WIB), menambahkan bahwa terserah kepada NOC untuk berkoordinasi dengan pemerintah masing-masing mengenai akses atlet ke vaksin.
Komite Olimpiade Israel mengatakan kepada Reuters pada Rabu pagi bahwa mereka telah menginokulasi setengah dari delegasi Olimpiade dan akan menyelesaikan prosesnya pada akhir Mei.
Israel saat ini tercatat sebagai yang tertinggi di dunia dalam vaksinasi per kapita, setelah menginokulasi sekitar 30 persen dari sembilan juta penduduknya dengan setidaknya satu dosis.
Baca juga: Amerika Serikat Jadi Penentu Nasib Penyelengaraan Olimpiade Tokyo 2020
"Kami selalu menegaskan bahwa kami tidak mendukung atlet yang melompati antrean," kata Bach pada konferensi pers virtual setelah pertemuan dewan eksekutif pertama tahun ini.
"Di baris pertama harus ada kelompok berisiko tinggi, petugas kesehatan dan orang-orang yang menjaga masyarakat kita tetap hidup. Itu adalah prioritas pertama dan ini adalah prinsip yang telah kita tetapkan.
"Untuk realitasnya terserah kepada masing-masing pemerintah untuk memutuskan tentang vaksinasi dan akses ke vaksinasi. Itu sebabnya kami telah meminta NOC untuk menghubungi pemerintah masing-masing."
NOC Hungaria berencana untuk mulai memvaksinasi atlet Olimpiade dalam "beberapa minggu", sementara chef de mission Denmark berharap kontingen negara yang terdiri dari sekitar 150 atlet dan 200 ofisial itu akan diinokulasi penuh pada 1 Juli.
Kasus virus corona telah melampaui 100 juta secara global pada Rabu, menurut penghitungan Reuters, ketika negara-negara di seluruh dunia berjuang dengan varian virus baru dan kekurangan vaksin.