MADRID – Esteve Rabat menyatakan mendapatkan pengalaman yang berharga selama menjalani peran sebagai pay rider di kejuaraan dunia MotoGP. Rabat pun mengaku kapok harus mengeluarkan uang hanya untuk menjalani balapan di kelas primer lagi.
Sebagaimana diketahui, Rabat sendiri memang sangat akrab dengan status sebagai pay rider sepanjang kariernya. Ya, Rabat sendiri memang mengawali kariernya sebagai pembalap profesional dengan berstatus pay rider sejak tampil di kelas Moto3.
Akan tetapi usai menjalani kerja keras, Rabat akhirnya berhasil mengubah statusnya tersebut ketika membela Tim Pons Racing. Ya, bersama Tim Pons Racing, Rabat tidak lagi berstatus sebagai pay rider dan justru menerima gaji.

Kerja keras Rabat sendiri akhirnya semakin terlihat ketika dirinya berhasil menjuarai Moto2 2014 bersama Tim Marc VDS. Keberhasilan Rabat tersebut pun akhirnya membuat Tim Marc VDS Honda akhirnya membawanya untuk naik ke kelas MotoGP pada 2016.
Baca Juga: Nyaman Bekerja untuk Honda dan Marquez, Bradl Ingin Terus di MotoGP
Sayang perjalanan karier Rabat di MotoGP bersama Tim Marc VDS tidak terlalu mengesankan. Rabat sendiri akhirnya memutuskan untuk pindah ke Tim Reale Avintia pada MotoGP 2018 dan mendapatkan kontrak hingga 2021. Namun di Tim Reale Avintia, Rabat kembali berstatus sebagai pay rider.
Akan tetapi di MotoGP 2020, Tim Reale Avintia justru memutuskan untuk menyudahi kontrak Rabat dan memilih menggaet Luca Marini sebagai pembalap mereka di musim depan. Kondisi tersebut pun membuat Rabat merasa sangat kecewa.
Rabat pun akhirnya mengaku kapok harus menjalani peran sebagai pay rider di MotoGP. Terlebih Rabat merasa bahwa dirinya tidak seharusnya mengeluarkan uang hanya untuk balapan di MotoGP, mengingat ia adalah juara dunia Moto2.
“Saya adalah pembalap dengan kemampuan yang baik. Saya telah putuskan takkan lagi membayar sepeser euro pun demi balapan. Hal macam itu tak perlu dilakukan. Hal sebaliknya yang justru dilakukan,” jelas Rabat, seperti disadur dari Motorsport Total, Rabu (2/12/2020).
Baca Juga: Nakagami Akui Ada Risiko Besar Ikuti Gaya Balap Marquez
“Saya justru harusnya dapat uang dari balapan, apalagi setelah melihat apa yang bisa dilakukan mesin-mesin tim satelit selama lima tahun terakhir. Saya ini juara dunia Moto2 dan saya meraih banyak kemenangan, pole, dan lap tercepat dalam balapan,” lanjutnya.
“Saya sangat menyadari potensi yang saya miliki, dan saya sungguh-sungguh. Apakah saya mau membayarkan sejumlah lagi demi balapan? Jelas tidak. Saya tidak mau membayar sepeser euro pun untuk itu,” tuntas pembalap berusia 31 tahun tersebut.
(Ramdani Bur)