VALENCIA – Pembalap Tim Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, mengakui kekalahannya dari Joan Mir dalam perebutan gelar juara MotoGP 2020. Quartararo yang menjadi kandidat kuat pada awal musim, justru gagal mematenkan gelar juara.
Pada awal musim, Quartararo tampil begitu meyakinkan setelah memenangi dua seri perdana di Sirkuit Jerez, Spanyol. Namun begitu, tren positifnya tak mampu berlanjut sehingga ia mengalami inkonsistensi secara luar biasa.

Meski masih memenangi MotoGP Catalunya 2020, tetapi pada seri lainnya, Quartararo benar-benar tampil buruk. Sebaliknya, Mir yang sejatinya tidak diperhitungkan sama sekali mampu menunjkkan konsistensi tinggi.
Bisa dikatakan perlahan tapi pasti, pembalap berusia 23 tahun itu merangkak ke urutan teratas dan menggeser Quartararo. Walaupun hingga seri ke-13, ia hanya bisa mengantongi satu kemenangan, pada akhirnya Mir keluar sebagai juara dunia di MotoGP Valencia 2020.
Baca juga Fabio Quartararo, dari Kandidat Juara MotoGP 2020 hingga Kini Tampil Melempem
Sementara, Quartararo yang sempat dipuji-puji pada awal musim, justru saati ini merosot ke urutan kelima pada klasemen sementara pembalap. Quartararo pun mengakui performa buruknya tersebut dan menyebut Mir lebih pantas mendapatkan titel juara.
“Joan pantas mendapatkan gelar sebagai juara dunia MotoGP 2020, karena ia cepat dan di atas segalanya, ia konstan,” ungkap Quartararo, mengutip dari GP One, Selasa (17/11/2020).

“Ini (konsistensi) adalah kekurangan saya. Sehingga inilah yang membuat perbedaan,” tambah pembalap berusia 21 tahun tersebut.
Lebih lanjut, Quartararo mengakui bahwa performa apiknya hanya terjadi pada awal musim dan menilai motor akan berjalan baik. Akan tetapi, pada pertengahan hingga akhir balapan, ia mengalami penderitaan yang membuatnya tidak bisa berbuat banyak.
“Selama lockdown, saya berlatih tidak seperti sebelumnya, dan di Jerez, saya merasa nyaman dengan motornya, sehingga saya bisa beradaptasi dengan setiap situasi,” lanjut pembalap beraspor Prancis tersebut.
“Sayangnya, di trek di mana kami sedikit menderita tahun lalu, sekarang kesulitannya meningkat dan Anda menemukan diri Anda berjuang dari belakang. Semua ini tidak bisa saya pahami,” pungkasnya.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)