KUALA LUMPUR – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Thomas Lund, mengakui tidak mudah untuk kembali menggulirkan olahraga tepok bulu. Adanya pandemi Covid-19 yang bergejolak di seluruh dunia membuat turnamen bulu tangkis pun ikut terhenti.
Sejak Maret 2020, turnamen bulu tangkis menjadi mati suri. Bahkan ketika banyak cabang olahraga seperti sepakbola hingga tenis telah memulai aksi comeback-nya, bulu tangkis tidak bisa berbuat banyak.
Sebelumnya, BWF telah merencanakan untuk menggulirkan turnamen pada Oktober 2020 lewat ajang Piala Thomas dan Uber 2020 di Denmark. Akan tetapi, banyaknya negara peserta yang mundur, BWF akhirnya menunda ajang dua tahunan tersebut ke tahun 2021.
Bahkan yang terbaru, BWF hanya akan menggelar satu turnamen saja pada tahun ini yakni Denmark Open di Odense pada 13-18 Oktober 2020. Sementara sisanya telah mengalami pembatalan dan penjadwalan ulang, termasuk tiga turnamen seri Asia yang dipindah ke Januari 2021.
Baca juga BWF Geser Turnamen Seri Asia 2020 ke Januari 2021
Lund pun menjelaskan bahwa menggelar turnamen bulu tangkis dunia sangatlah sulit direalisasikan. Pasalnya dengan banyaknya peserta dari berbagai negara, membuat BWF harus benar-benar teliti dalam menjamin keamanan dan kesehatan para atlet di tengah pandemi.
“Setiap ada turnamen, ada 300 atau kadang lebih 400 pemain dari 40-60 negara yang berbeda. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana membuat atlet-atlet ini bisa keluar dari negara mereka sendiri yang punya aturan mengenai Covid-19, serta memasuki negara lain dengan prosedur karantina dan sebagainya,” ucap Lund, mengutip dari laman resmi PBSI, Jumat (2/10/2020).