ROMA – Kasus doping yang menimpa Pembalap Aprilia Gresini, Andrea Iannone, mencuri perhatian. Sebab, pria berpaspor Italia itu gagal melakoni tes anti-doping pada pekan balapan MotoGP Malaysia 2019, November lalu, dan tengah menunggu nasibnya, pada 7 Januari 2020.
Andrea Iannone saat ini tengah menjalani skors yang dijatuhkan Federasi Balap Motor Internasional (FIM). Pria berusia 29 tahun itu diduga sengaja menggunakan zat terlarang bernama Drostanolone untuk menambah massa otot sekaligus menjaga berat badannya.

Baca juga: Andrea Iannone Diskors FIM karena Masalah Doping
Dugaan tersebut dikuatkan oleh sampel urin sang pembalap yang diteliti Badan Anti-Doping Dunia (WADA) di Jerman. Eks pembalap Ducati itu kini sedang menanti nasibnya karena keputusan akhir soal zat apa yang terkandung akan diumumkan pada 7 Januari 2020.
Kasus tersebut tentu saja mencuri perhatian karena jarang ada pembalap yang menggunakan doping. Ahli nutrisi yang pernah bekerja untuk Jorge Lorenzo, Iader Fabbri, menduga adanya kontaminasi makanan sehingga zat tersebut ditemukan pada urin Andrea Iannone.

“Kontaminasi makanan di negara-negara tersebut (termasuk Malaysia) sangat dimungkinkan. Steroid anabolik seperti Drostanolone dahulu sering dipakai binaragawan untuk meningkatkan kekuatan. Kontaminasi tidak terlalu sering di Eropa, seperti Italia, karena kami dikontrol dengan ketat baik soal suplemen maupun asupan makanan (daging),” papar Iader Fabbri, dikutip dari Corse di Moto, Senin (23/12/2019).
“Sementara di luar negeri, aturan itu berbeda, jadi kemungkinan suplemen didapatkan. Lagipula, sangat tidak etis untuk mengonsumsi suplemen yang tidak berizin ketika Anda adalah seorang atlet seperti Andrea Iannone,” tandas pria berkebangsaan Italia itu.
(Fetra Hariandja)