KUDUS - Dewan Penasihat PBSI, Hamid Awaludin, menyanjung legenda ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sebagai cerminan Nusantara. Hal itu diungkap Hamid dalam acara Peluncuran Buku 'Perjalanan Emas Bulu Tangkis' di Wisma Ploso, Kudus, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (28/4/2018). Acara itu merupakan bagian dari HUT PB Djarum yang ke-50.
Dalam acara itu dirilis empat buku yakni Setengah Abad PB Djarum; Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia, Butet Legenda Sejati, Jejak Langkah Owi-Butet dan Kiprah Ahsan-Hendra. Hamid sendiri pun adalah penulis dari salah satu buku yang dirilis hari ini. Buku hasil karya tulis Hamid ialah Butet Legenda Sejati.
(Baca juga: Susi Susanti: PB Djarum Itu Keluarga)
Hamid menilai Tontowi/Butet sebagai pasangan yang mencerminkan Indonesia karena keduanya saling melengkapi. Perbedaan di antara keduanya menciptakan kombinasi yang sulit ditaklukkan.
Beragam prestasi pun telah diraih oleh Tontowi/Liliyana. Salah satu yang paling bergengsi ialah hattrick gelar juara All England dari 2012 hingga 2014. Tontowi/Liliyana pun pernah mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Brasil 2016. Selain itu, masih banyak lagi prestasi yang diraih Tontowi/Liliyana.
"Saya sungguh menyukai pasangan ganda campuran senior Indonesia ini dalam berbagai hal, kerja kerasnya dalam meraih preatasi dan terutama karena keduanya menampilkan wajah sejati Indonesia di mata dunia. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir adalah padu-padan Indonesia dalam arti sebenar-benarnya," ungkap Hamid pada Minggu (28/4/2018).
Kombinasi impresif Tontowi/Liliyana harus berakhir pada awal tahun ini. Sebab, Liliyana memutuskan pensiun di Indonesia Open 2019. Akhir karier dari Liliyana pun ditutup dengan runner-up Indonesia Masters 2019. Kendati gagal menjadi juara tetapi prestasi yang diraih Liliyana selama aktif bermain akan selalu diingat.
(fmh)