JAKARTA – Dibutuhkan perjuangan ekstra untuk menciptakan generasi emas. Hal inilah yang dialami Marlanti Djaja atau yang akrab disapa Dewi, ibunda Jonatan Christie -pebulutangkis yang namanya tengah menjadi perbincangan dan dielu-elukan kaum perempuan.
Kecintaan Jo terhadap badminton sejak ia masih berusia enam tahun. Akan tetapi, rasa cinta Jo kecil tak datang begitu saja. Sang ayah, Andreas Adi Siswa yang memperkenalkannya dengan olahraga yang begitu populer di Indonesia.
“Jo mulai menyukai badminton sejak usia enam tahun. pagi-pagi sekali dia berlatih. Papanya yang memperkenalkan Jo dengan badminton. Saat itu papanya bertekad, kalau mempunyai anak harus menjadi atlet. Sebenarnya, Jo tidak hanya fokus badminton, sempat juga bermain basket dan sepakbola. Namun untuk yg kedua, jujur tante melarang,” tutur Dewi, saat berbincang dengan Okezone belum lama ini.
“Papanya Jo sangat tegas dan disiplin, tak jarang Jo menangis karena namanya anak-anak ada masa bosan. Saat itu papanya mengatakan ‘Apabila kamu ingin menjadi atlet berprestasi, maka kamu harus berlatih keras dan itu dilakukan sekarang. Ini bukan untuk papa atau mama, tetapi untuk masa depan kamu.’ Begitu kata papanya,” kenangnya.
Perjuangan berat yang dilakukan Dewi dan suami pun membuahkan hasil. Jonatan, pemuda kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu mulai mendunia. Namanya bahkan berhasil masuk dalam skuad Merah-Putih yang berlaga di ajang Sudirman Cup 2015 di Dongguan-China.
Jo kemudian terjun di gelaran bergengsi Badminton Indonesian Open Super Series Premier (BIOSSP) 2015. Bintang masa depan Indonesia di sektor tunggal putra itu mengawali langkah di babak kualifikasi dan terus membuat kejutan dengan menumbangkan para pemain unggulan, sebut saja unggulan pertama asal Thailand, Boonsak Ponsana, juara French Open 2014, Chou Tien Chen, dan pemain veteran Korea Selatan, Lee Hyun Ill.