HONG KONG – Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, bakal hadapi lawan berat di semifinal Hong Kong Open 2024. Dia akan melawan eks tunggal putra nomor 1 dunia, Viktor Axelsen dari Denmark.
Kepastian itu didapat usai Ginting berhasil menyegel tiket semifinal setelah mengalahkan wakil tuan rumah, Jason Gunawan, di perempatfinal Hong Kong Open 2024. Mentas di Hong Kong Coliseum, Jumat 13 September 2024, Ginting membungkam pemain berdarah Indonesia itu dengan skor 21-17, 14-21 dan 21-18.
Hasil positif itu membawa pemain ranking 10 dunia tersebut melompat ke semifinal turnamen Super 500 tersebut. Anthony Gintin akan bersua dengan Axelsen, yang menyikat bintang Taiwan, Chou Tien Chen, di perempat final dengan skor 21-15 dan 21-14.
Ginting sendiri memenangkan pertandingan terakhirnya melawan Axelsen yang terjadi di perempatfinal All England 2024 dengan skor 8-21, 21-18 dan 21-19. Itu menjadi kemenangan pertamanya atas jagoan Denmark tersebut setelah sebelumnya mendapatkan 11 kekalahan beruntun.
Oleh karena itu, pemain berusia 27 tahun tersebut fokus mempersiapakan diri menghadapi Axelsen. Pemulihan kondisi menjadi salah satu yang penting bagi Anthony Ginting agar tampil maksimal melawan pemain yang lebih tua hampir tiga tahun darinya itu.
“Besok (Sabtu) di semifinal bertemu Axelsen pastinya akan ada kembali diskusi dan evaluasi dengan pelatih. Tapi, sekarang saya mau fokus recovery dulu,” kata Ginting dilansir dari rilis PBSI, Sabtu (14/9/2024).
Lebih lanjut, Ginting mengungkapkan bahwa strateginya saat menghadapi Jason sempat tak berjalan di gim kedua karena sang lawan mengubah pola permainannya. Selain itu, dia juga banyak melakukan error di gim penentuan.
Pemain kelahiran Cimahi itu pun merasa beruntung bisa mendapat poin tambahan di momen-momen kritis gim ketiga ketika Jason bisa mengejarnya. Selepas itu, Anthony Ginting mencoba untuk bermain lebih agresif di depan sehingga akhirnya sukses mengantongi kemenangan.
“Memang pertemuan pertama dengan Jason, saya sudah berdiskusi bersama pelatih dan apa yang direncanakan berjalan tepat. Hanya mungkin penerapan pertandingan khususnya gim kedua kurang pas. Dia juga belajar dan mempersiapkan strategi untuk melawan saya, kondisinya cukup berubah,” jelas pemain Pelatnas PBSI itu.
“Di gim ketiga saat unggul, saya malah banyak melakukan kesalahan sendiri. Selain itu, pola yang saya mainkan masih sama dengan saat sebelum interval padahal keadaan lapangan berbeda. Apa yang harus diantisipasinya masih kurang,” tambahnya.
“Beruntung saat dia menyamakan kedudukan 17-17, saya bisa mendapat poin beruntun sampai match point. Itu karena saya inisiatif untuk lebih agresif di permainan depan,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)