Pada gim kedua, kedua pasangan terus saling kejar mengejar angka dan silih berganti memimpin sampai menginjak skor 16-16. Akan tetapi, kali ini sang juara All England dua kali yang lebih mendominasi momen krusial sehingga sukses merebut gim kedua dengan skor tipis 21-19.
Pada gim penentuan, Fajri sudah tak mampu dibendung lagi oleh Lee/Yang. Mereka unggul jauh sejak awal di angka 5-1, 9-3 dan 16-11. Walau pertarungan ketat terjadi lagi di poin-poin kritis, mantan duet nomor satu dunia itu mampu mengunci kemenangan dengan skor 21-18.
“Memang kami di gim kedua dan ketiga kami memaksa untuk mengadu pola yang mereka terapkan. Kami banyak mengadu drive yang ternyata efektif untuk mendapatkan poin. Di gim pertama kami ragu-ragu untuk melakukan itu,” jelas Fajar.
“Kami mau mengubah pola dengan bermain bertahan tapi saya rasa kurang cocok karena kondisi shuttlecock yang lumayan kencang,” imbuhnya.
“Lucky ball memang banyak didapatkan pasangan Chinese Taipei, sulit dikembalikan. Tapi kami tidak mau terlalu memikirkannya, fokus saja pada poin-poin berikutnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Fajar/Rian menilai suport penuh yang diberikan rekan-rekan setim mereka di tribun pemain menjadi salah satu faktor yang membuat mereka bangkit di gim kedua dan ketiga. Sebab, mereka merasa lebih percaya diri dan lebih bersemangat.