JAKARTA – Tim Nasional (Timnas) Voli Putri Indonesia gagal bersinar di SEA Games 2023. Lantas apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi? Manajer Timnas Voili Putri Indonesia, Loudry Maspaitella pun tahu jawabannya.
Menurut pemaparan Loudry, kendala utama Timnas Voli Putri Indonesia di SEA Games 2023 adalah karena kekurangan pemain. Tim asuhan Muhammad Alim Suseno berangkat ke Kamboja dengan keadaan tidak full team.
Tim bola voli putri hanya memberangkatkan 12 pemain yang terdiri dari Megawati Hangestri, Nandita Ayu Salsabila, Ratri Wulandari, Tisya Amalya Putri, Wilda Siti Nurfadillah, Shintia Alliva Maulidina, Arneta Putri Amelian, Agustin Wulandhari, Aulia Suci Nurfadila, Hany Budiarti, Mediol Stiovanny Yoku dan Yulis Indahyani.
Loudry mengatakan kendala ini membuat tim voli putri sulit mengerahkan kemampuan maksimal pada ajang dua tahunan itu karena tidak leluasa mengatur strategi. Alhasil, beberapa pemain mengalami kelelahan dan permainan pun jadi tidak maksimal.
“Yang menjadi kendala dalam secara teknis dalam pencapaian medali perunggu adalah jumlah pemain yang masih 12,” kata Loudry di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
“Pada saat itu memang secara strategi dan fisik kita butuh pemain ke-13 dan ke-14,” tambah Loudry.
Pada SEA Games 2023 Kamboja, tim bola voli putri meraih perunggu setelah dalam perebutan tempat ketiga mengalahkan Filipina 3-1 (25-20, 22-25, 25-22, 25-23). Torehan tersebut sama dengan yang mereka raih saat SEA Games 2021 di Vietnam. Ketika itu, tim putri Indonesia juga mengalahkan Filipina 3-1 (25-21, 22-25, 25-19, 25-21).
“Untungnya pada pertandingan penentu kita bisa kembali meraih medali perunggu,” ucap Loudry.