JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Indonesia, Dito Ariotedjo turun tangan untuk menyelesaikan masalah dualisme yang terjadi dalam kepengurusan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Dito ingin menyelesaikan masalah tersebut demi masa depan tenis meja Tanah Air.
Untuk yang belum tahu, PTMSI terpecah menjadi dua kubu selama kurang lebih sejak 10 tahun terakhir. Adapun pihak yang terbagi dua adalah federasi yang dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus Besar PTMSI, Peter Layardi Lay, dengan federasi yang ditukangi oleh Ketua Umum PP PTMSI, Komjen Pol (Purn) Oegroseno.
Lebih parahnya lagi, sebelum itu pernah juga PTMSI terpecah menjadi tiga kepengurusan dengan adanya tambahan kepenguruan yang dipimpin Lukman Eddy. Sebagai imbasnya, cabang olahraga tenis meja di Tanah Air tak berkembang dan bisa dibilang mati suri dalam satu dekade terakhir.
Karena efek dualism itu juga tenis meja tak dipertandingkan dalam turnamen-turnamen multievent seperti PON XX Papua 2021. Lalu, para atlet tenis meja juga tak dikirim untuk mengikuti ajang SEA Games 2019 Filipina dan bahkan mereka kembali tak diutus dalam dua edisi selanjutnya di Vietnam 2021 dan Kamboja 2023.
Kendati demikian, sekarang permasalahan tersebut mulai menemui titik terang. Oegroseno dan Peter telah bersepakat dengan Menpora Dito untuk menyelesaikan konflik dualisme itu saat ketiganya bertemu di Kediaman Menpora, di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (19/4/2023).
"Alhamdulillah telah terjadi kesepakatan antara Komjen Pol (Purn) Oegroseno dan Peter Layardi Lay untuk menyerahkan sepenuhnya ke Menpora untuk penyelesaian permasalahan dan persatuan tenis meja,” kata Dito dikutip dari laman resmi Kemenpora, Kamis (20/4/2023).