Greysia/Apriyani Disanjung Netizen China Usai Sabet Emas Olimpiade Tokyo 2020

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Rabu 04 Agustus 2021 07:31 WIB
Greysia Polii/Apriyani Rahayu rebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: Reuters)
Share :

Kekalahan mereka melawan Jepang di partai final dalam cabang olahraga yang biasanya mereka dominasi telah membuat banyak orang marah di dunia maya. Seperti yang terjadi di platform microblogging Weibo, beberapa "pejuang keyboard" menyerang pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka telah "menggagalkan bangsa".

Yang lain membuat klaim yang tidak berdasar tentang bias wasit terhadap ganda campuran Jepang, Jun Mizutani dan Mima Ito. Para nasionalis China memandang tim China di Olimpiade tak hanya sebagai atlet.

Ketika demam nasionalis terus melanda negara itu, perolehan medali di ajang Olimpiade telah menjadi lebih dari sekadar kejayaan olahraga. Bagi kelompok ultra-nasionalis, kehilangan medali Olimpiade sama dengan "tidak patriotik", kata para para kepada BBC.

"Bagi orang-orang ini, tabel medali Olimpiade adalah pelacak kecakapan nasional secara real-time dan, secara luas lagi, martabat nasional," kata Dr Florian Schneider, direktur Leiden Asia Centre di Belanda.

"Dalam konteks itu, seseorang yang gagal dalam kompetisi melawan orang asing telah mengecewakan atau bahkan mengkhianati bangsa."

Pertandingan tenis meja adalah pil pahit yang harus ditelan karena kalah dari Jepang, negara yang memiliki sejarah panjang penuh gejolak dengan China. Pendudukan Jepang di Manchuria, wilayah China bagian utara pada 1931 sebelum perang yang lebih besar lagi terjadi enam tahun kemudian, telah menewaskan jutaan warga China.

Perisitiwa itu masih dianggap sebagai titik nadir antara kedua negara. Bagi para nasionalis China, pertandingan itu bukan hanya acara atletik, kata Dr Schneider.

"Ini adalah pertikaian antara China dan Jepang."

Sentimen anti-Jepang di Weibo memuncak sepanjang pertandingan, karena pengguna memanggil Mizutani dan Ito dengan segala cara. Tapi itu bukan hanya Jepang - atau pertandingan tenis meja. Atlet bulu tangkis ganda putra China, Li Junhui/Liu Yuchen, menjadi sasaran warganet ketika kalah dari Taiwan di partai final.

"Apakah kalian tidak bangkit? Kalian tidak berusaha sama sekali. Sialan!" kata seorang pengguna Weibo.

Atlet bulu tangkis ganda putra China, Li Junhui/Liu Yuchen (berbaju putih) menjadi sasaran warganet ketika kalah dari Taiwan di partai final.

Tensi antara China dan Taiwan terus memanas belakangan. China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun warga Taiiwan tak sependapat dan menghendaki Taiwan sebagai negara merdeka.

Atlet lain yang menjadi sasaran termasuk atlet penembak jitu Yang Qian, kendati meraih medali emas pertamanya di Olimpiade Tokyo. Ia menjadi sasaran karena unggahan lamanya di Weibo yang memamerkan koleksi sepatu merk Nike-nya.

Orang-orang tidak senang, mengingat bagaimana merek tersebut termasuk dalam merk-merk internasional yang diboikot di China. Sejumlah merk internasional berhenti menggunakan kapas Xinjiang karena masalah kerja paksa .

"Sebagai atlet China, mengapa Anda harus mengoleksi sepatu Nike? Bukankah Anda harus memimpin dalam memboikot Nike?" salah satu warganet memberi komentar.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya