Cordon lantas meminta izin kepada pastor gereja tersebut dan juga walikota serta pihak kepolistian di area tempat tinggalnya. Pihak gereja dan pemerintah setempat pun membolehkan Gordon berlatih, malahan mereka membantu atlet berusia 34 tahun itu mengubah aula gereja menjadi seperti lapangan bulu tangkis.
“Suatu hari saya pergi untuk melihat aula gereja untuk melihat bagaimana ketinggian, cahaya, dan ruangnya. Ini memiliki ukuran yang sama dari lapangan biasanya. Jadi, saya menelepon Bapa dan menjelaskan bahwa saya tidak bisa kehilangan ritme permainan karena tidak diketahui kapan turnamen akan dimulai,” cerita Cordon, seperti yang dilaporkan ESPN, Minggu (1/8/2021).
“Dia (Pastor) tidak menghalangi saya, dia hanya mengatakan kepada saya untuk mendukung dengan memberikan pencahayaan dan segala hal yang dibutuhkan. Kemudian saya berbicara dengan walikota dan polisi dan mereka memberi saya lampu hijau,” tambahnya.
“Mereka memberikan saya lapangan (mengubah aula seperti lapangan) dan hal-hal yang perlu saya latih. Ada beberapa alat lapangan yang dapat dipindahkan oleh Federasi, tanpa menghapus yang ada di sana. Jadi semua perlengkapan berasal dari ibu kota sedangkan, di gereja kami kurang lebih memasang penerangan dan menutup saluran masuk udara. Sebisa mungkin kita adaptasikan karena dipantau oleh federasi,” lanjut Cordon.
Dengan segala perjuangannya itu, kini Cordon telah mencapai semifinal dan akan melawan tunggal putra peringkat dua dunia, yakni Viktor Axelsen (Denmark) pada Minggu (1/8/2021) pukul 11.00 WIB.
(Rachmat Fahzry)