“Itu membuat saya lebih kuat karena saya merasa memiliki lebih banyak keinginan untuk menang (dan lolos ke babak selanjutnya) karena saya ingin menunjukkan lebih banyak nama (orang-orang yang menjadi korban rasisme),” tambahnya.
“Menyaksikan secara terus menerus tentang genosida kulit hitam di tangan polisi sejujurnya membuat saya mual,” lanjutnya.
“Sudah lebih dari 50 tahun sejak atlet seperti Muhammad Ali, John Carlos, dan Tommie Smith dan sembilan petenis perempuan semuanya berdiri dan menggunakan olahraga, suara, serta tindakan mereka untuk mengubah kemanusiaan,” sambungnya.
Osaka, yang lahir di Jepang dari ayah Haiti dan ibu Jepang, menghabiskan tahun-tahun pertumbuhannya di Amerika Serikat dan tinggal di Los Angeles. Ia mewakili negara kelahirannya dalam dunia tenis, tetapi ia juga memiliki empati dalam menentang isu rasisme di dunia.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)