Poncharal Iba Lihat Nasib Zarco Usai Hengkang dari KTM

Djanti Virantika, Jurnalis
Minggu 22 Desember 2019 20:22 WIB
Johann Zarco. (Foto: Laman resmi MotoGP)
Share :

BORMES LES MIMOSAS – Manajer Tim Red Bull KTM Tech3, Herve Poncharal, merasa iba melihat nasib Johann Zarco setelah memilih hengkang dari tim utama KTM pada pertengahan musim lalu. Sebab, ia tak memiliki masa depan yang lebih baik setelah angkat kaki dari tim tersebut.

Zarco memang memutuskan untuk mengakhiri perjalanan kariernya lebih dini bersama KTM lantaran kesulitan beradaptasi dengan motor tim tersebut. Keputusan ini sayangnya diambil Zarco saat dirinya belum memiliki opsi lain untuk kelanjutan karier balapnya.

BACA JUGA: Poncharal: Kejadian seperti Zarco Takkan Terulang Lagi di KTM

Alhasil, pembalap asal Prancis itu pun sempat absen membalap selama beberapa seri di MotoGP 2019 hingga akhirnya mendapat kesempatan menunggangi motor tim satelit Honda di tiga seri terakhir musim lalu. Sayangnya, kesempatan emas untuk melirik tim di MotoGP itu lagi-lagi gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Zarco.

Nasibnya semakin luntang-lantung. Zarco pun hanya memiliki dua opsi saat itu, yakni turun kelas ke Moto2 atau bergabung dengan tim satelit Ducati di MotoGP, yakni Reale Avintia Ducati. Bagi seorang Zarco yang pernah menyandang status sebagai pembalap rookie terbaik di 2017, dua opsi itu tentu saja bukanlah pilihan yang menggiurkan untuknya. Tetapi, demi bertahan di MotoGP, ia akhirnya meneken kontrak dengan Avintia selama semusim.

Mendapati situasi ini, Poncharal merasa kasihan. Ia menilai Zarco seharusnya tak gegabah untuk hengkang dari KTM. Sebab, seiring berjalannya waktu, masalah yang dihadapinya di KTM perlahan pasti akan menemukan jawaban. Poncharal sendiri yakin Zarco bisa menuai hasil manis bersama KTM karena tim tersebut akan memiliki motor yang jauh lebih kompetitif di masa depan.

“Saya merasa kasihan dengan Zarco sekarang. Apa pilihannya setelah GP Valencia? Dia bisa saja kembali ke Moto2. Tapi untuk apa? Kemudian, ada Avintia Ducati. Tetapi, jika Anda adalah pembalap pabrik KTM Red Bull, itu tidak bisa menjadi godaan. Dia memiliki Red Bull sebagai sponsor utama, dia adalah anggota tim pabrik di KTM, ada program dua tahun. Dia tahu betapa cepat KTM mendorong pengembangan dan kemajuan yang dicapai selama musim 2019,” ujar Poncharal, sebagaimana dikutip dari Speedweek, Minggu (22/12/2019).

“Sementara itu, Dani Pedrosa telah mengembangkan motor baru untuk 2020. Bagaimana Anda bisa menyerah pada saat bahkan 25% dari masa kontrak Anda belum berakhir? Saya tidak mengerti. Jika Anda malah menjadi pembalap pabrik di Honda, mungkin itu layak dilakukan. Tetapi jika Anda hanya memiliki pilihan antara Moto2 dan Avintia setelah pemutusan kontrak ini, maka saya tidak punya kata-kata. Tapi, itu adalah hidupnya. Saya tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan,” tukasnya.

(Andika Pratama)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya