CLERMONT-FERRAND – Karakter sirkuit lagi-lagi menjadi tantangan tersendiri bagi pemasok tunggal ban, Michelin, jelang MotoGP Italia 2019. Sirkuit Mugello memiliki karakter yang cepat, tetapi butuh banyak pengereman keras sehingga akan menambah beban untuk ban depan.
Demi mengatasi masalah tersebut, Michelin membawa tiga kompon untuk ban depan dan belakang, yakni soft, medium, dan hard. Ketiga kompon ban depan berkonfigurasi simetris, sementara ban belakang asimetris dengan kompon lebih keras di sisi kanan.
Guna mengantisipasi balapan basah, Michelin membawa dua kompon ban basah yakni soft dan medium untuk depan dan belakang. Serupa dengan ban kering (slick), ban depan sama-sama berkonfigurasi simetris, sementara belakang asimetris.
(Baca juga: Michelin Bawa 4 Jenis Ban untuk MotoGP Spanyol 2019)
Manajer Balap Roda Dua Michelin, Piero Taramasso, optimis pilihan ban yang disediakan dapat mengatasi segala kondisi di Sirkuit Mugello. Selain suhu aspal yang bisa berubah dengan cepat, kebutuhan untuk beban pengereman juga menjadi perhatian khusus.
“Mugello adalah salah satu balapan yang spesial dengan latar belakang pegunungan yang indah, tetapi juga sangat menyulitkan buat kami. Ban akan dipaksa bekerja keras sepanjang akhir pekan. Kami sudah menyediakan pilihan yang pas untuk mengatasi segala kondisi,” tutur Piero Taramasso, mengutip dari Motorsport Total, Selasa (28/5/2019).
“Suhu trek bisa dingin di pagi hari dan cukup panas ketika matahari menyinari pegunungan. Sebagai tambahan, tiap pembalap dan tim punya kebutuhan lain, yakni pengereman keras dan kecepatan tinggi. Kami yakin sudah memilih ban yang tepat yang akan memberikan stabilitas, konsistensi, dan daya cengkeram terbaik,” imbuh pria berpasor Italia tersebut.
Sebagai informasi, Mugello memiliki jarak tempuh 5,2 kilometer (km) dalam satu putaran. Sirkuit yang terletak di Pegunungan Tuscany itu memiliki enam tikungan ke kiri dan enam ke kanan. Para pembalap akan dimanjakan dengan trek lurus sepanjang 1,14 km sebelum diharuskan mengerem dengan keras jelang tikungan pertama dari kecepatan 350 km per jam.
(Fetra Hariandja)