AALST – Mantan kepala kru Marc VDS Honda, Gilles Bigot, merasa sosok Jorge Lorenzo patut mendapatkan penghormatan besar. Pasalnya, Lorenzo dinilai telah melakukan langkah besar dalam kariernya di MotoGP. Langkah besar itu adalah memperkuat dua tim yang berbeda dalam rentang waktu tiga musim. Bagi Bigot, hal ini luar biasa karena sangat jarang dilakukan pembalap lain.
Sosok Lorenzo memang telah malang-melintang di berbagai tim papan atas MotoGP. Memulai kariernya di ajang MotoGP pada 2008 dengan bergabung ke Yamaha, pembalap berjuluk Por Fuera itu akhirnya memutuskan hengkang ke Ducati pada 2017. Dua musim di sana, Lorenzo kembali hijrah ke Honda.
Bagi Bigot, keputusan yang diambil Lorenzo patut mendapat apresiasi besar karena berisiko besar. Pembalap asal Spanyol itu dinilai telah nekat keluar dari zona nyamannya di Yamaha dan mengambil tantangan besar di Ducati.
BACA JUGA: Hopkins Sebut Lorenzo Hadapi Banyak Tekanan Musim Ini
Keputusan Lorenzo pun terbukti sangat membahayakan karena sang pembalap harus tampil minor dan kehilangan kesempatannya memperbanyak gelar juara di MotoGP di Ducati. Tetapi, berkat tekadnya yang kuat, Lorenzo akhirnya bisa beradaptasi dengan baik dengan motor Ducati. Sayangnya, hal itu terjadi jelang kepergiannya ke Honda.
Kini di Honda, Lorenzo kembali dihadapi masalah besar. Peraih tiga gelar juara MotoGP itu belum mampu tampil apik bahkan finis di 10 besar dalam lima seri awal musim ini lantaran tak dapat beradaptasi dengan baik terhadap motor barunya. Meski begitu, Bigot tetap merasa Lorenzo pantas mendapat penghormatan. Sebagai kepala kru yang sarat pengalaman karena telah membawa beberapa pembalap yang ditanganinya juara dunia, Bigot menilai hal yang dilakukan Lorenzo sungguh gila.
"(Lorenzo) berganti pabrikan sebanyak dua kali dalam tiga musim. Ia patut mendapatkan rasa hormat,” ujar Bigot, sebagaimana dikutip dari Paddock GP, Senin (27/5/2019).
"Yamaha tampaknya menjadi motor paling ramah pengguna yang bisa digunakan para pembalap. Jadi, itu adalah langkah yang sangat berisiko bagi Lorenzo untuk pergi. Ia kemudian meninggalkan Ducati dan sebuah motor yang baru saja mulai dikuasainya. Dia punya nyali untuk bergabung dengan Honda, ini adalah ujian baru yang membutuhkan keberanian,” tukasnya.
(Djanti Virantika)