Karena itu, karier beberapa pembalap pun hanya berlangsung singkat di ajang MotoGP. Hal seperti ini dialami oleh mantan pembalapnya, Luthi. Pembalap asal Swiss itu hanya bisa semusim menjajal pertarungan di ajang MotoGP.
"Ternyata, jika Anda ingin tampil baik di MotoGP, Anda perlu memiliki pikiran yang jernih. Setelah Anda terganggu oleh pengaruh eksternal, Anda akan kehilangan dua atau tiga persen dari kinerja maksimum Anda. Dan itu sudah cukup! Terutama di MotoGP setiap kesalahan kecil jauh lebih jelas daripada di Moto2,” ujar Bigot, sebagaimana dikutip dari Speedweek, Selasa (15/1/2019).
“Di kelas menengah, Anda bisa membuat beberapa kesalahan kecil sehingga tetap lebih mudah untuk menemukan arah pengaturan. Di MotoGP, Anda harus sangat tepat. Jika Anda menyalakan gas di MotoGP, Anda perlu cengkeraman dan motor yang kukuh. Kecuali Anda Marc Marquez. Anda dapat menjinakkan motor yang tidak cocok untuknya. Dia bisa menangkap hampir semua kondisi. Tapi, pembalap seperti itu sangat jarang ada,” tukasnya.
(Djanti Virantika)