BURIRAM – Pembalap asal Malaysia, Hafizh Syahrin, telah menunjukkan kemampuannya dalam dunia balap motor di tes pramusim MotoGP 2018 di Sirkuit Buriram, Thailand, yang digelar pada 16-18 Februari 2018. Syahrin didaulat Yamaha Tech 3 untuk menggantikan salah satu pembalapnya, yakni Jonas Folger, yang mengundurkan diri dari ajang MotoGP 2018.
Bos Tim Yamaha Tech 3, Herve Poncharal, pun memberikan komentar terkait penampilan Syahrin dalam tes tersebut. Menurut Poncharal, Hafizh telah menunjukkan penampilan yang cukup baik pada uji coba pertamanya di ajang MotoGP.
Dalam tes tersebut, Syahrin memang harus bersusah payah untuk dapat beradaptasi dengan situasi dan kendaraan di MotoGP. Dengan kondisi tersebut, Syahrin pun hanya dapat menempati posisi ke-22 dari hasil keseluruhan tes.
BACA JUGA: Poncharal Maklumi Pengalaman Minim Hafizh Syahrin di MotoGP
Meski hasilnya jauh dari kata memuaskan, Poncharal tetap menghargai setiap usaha yang dilakukan Syahrin dalam tes tersebut. Bagi Poncharal, hasil yang diraih Syahrin telah membuatnya bahagia. Sebab, sang pembalap telah menunjukkan seluruh kemampuannya dalam tes tersebut.
Poncharal memaklumi kesulitan Syahrin saat menjalani tes pertamanya tersebut. Minimnya pengalaman Syahrin tentu membuatnya sulit untuk tampil sebaik pembalap rookie lainnya, seperti Franco Morbidelli dan Takaaki Nakagami.
"Tentu saja kami sangat senang dengan penampilan (Johann) Zarco di Buriram, tapi Syahrin juga memberi kami banyak kesenangan. Itu bukan tugas yang mudah baginya. Bagi pemula lainnya seperti Morbidelli dan Nakagami, ini sudah menjadi ujian keempatnya di ajang MotoGP, namun bagi Syahrin, ini adalah yang pertama,” ujar Poncharal, sebagaimana dikutip dari Speedweek, Selasa (20/2/2018).
BACA JUGA: Zarco Beri Pesan kepada Hafizh Syahrin
“Dia berada di belakang selama beberapa sesi. Dia tentu mendapat banyak tekanan. Dia tahu penampilannya akan menentukan masa depannya di MotoGP. Dia tidak hanya harus meneliti motor, ban, dan peralatan elektroniknya, dia juga harus mengenal kompetisi yang baru,” lanjutnya.
“Pada saat yang sama, dia seharusnya tidak terburu-buru, tidak membiarkan terlalu banyak kesalahan. Di sisi lain, dia seharusnya tidak terlalu lamban. Kalau saja hal itu tidak dilakukan, dia pasti sudah diberi label kompetitif,” tukas Poncharal.
(Ramdani Bur)