Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Pebulu Tangkis Susy Susanti, Peraih Medali Emas Olimpiade yang Tak Pernah Juara di Tanah Asia

Rivan Nasri Rachman , Jurnalis-Rabu, 05 November 2025 |12:59 WIB
Kisah Pebulu Tangkis Susy Susanti, Peraih Medali Emas Olimpiade yang Tak Pernah Juara di Tanah Asia
Legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti. (Foto: PB Djarum)
A
A
A

KISAH pebulu tangkis Susy Susanti, yang berstatus peraih medali emas Olimpiade tapi tak pernah juara di Tanah Asia menarik untuk dibahas. Maksudnya Tanah Asia adalah Susy Susanti tercatat tak pernah merasakan medali emas ketika tampil di turnamen multievent paling bergengsi di Asia, yakni Asian Games.

Susy Susanti dikenal sebagai legenda tunggal putri Indonesia. Ia bahkan diakui sebagai atlet bulutangkis terbaik sepanjang sejarah Tanah Air.

Berbagai prestasi prestisius, termasuk medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992, telah diraihnya. Namun, di balik koleksi gelarnya yang memukau, tersimpan satu gelar bergengsi yang luput dari genggamannya, yakni medali Emas Asian Games.

Lahir di Tasikmalaya pada 11 Februari 1971, Susy Susanti memulai perjalanan kariernya di PB Tunas Tasikmalaya milik pamannya. Dengan dukungan keluarga, ia berkembang pesat di level junior sebelum akhirnya pindah ke PB Jaya Raya Jakarta saat SMP untuk mengembangkan karier profesionalnya di bawah bimbingan pelatih Liang Chiu Sia.

1. Puncak Karier

Susy Susanti YouTube
Susy Susanti YouTube

Di bawah asuhan Liang Chiu Sia, karier Susy mencapai puncaknya. Ia mengukir sejarah sebagai peraih medali emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade, tepatnya di Olimpiade Barcelona 1992.

Dalam turnamen tersebut, Susy mengalahkan rival tangguhnya dari China, Huang Hua, di semifinal, sebelum menaklukkan tunggal putri Korea Selatan, Bang Soo-hyun, di final melalui rubber game (5-11, 11-5, dan 11-3).

Istri dari Alan Budikusuma ini juga sukses mendominasi panggung bulutangkis dunia dengan mengoleksi empat gelar All England, lima gelar Badminton Grand Prix Finals, tiga Japan Open, dan lima Indonesia Open. Lebih lanjut, Susy menjadi kapten tim yang berhasil mematahkan dominasi China di Piala Uber, memimpin tim Indonesia menjuarai Piala Uber edisi 1994 dan 1996.

Berkat prestasinya yang luar biasa, Susy dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dan masuk dalam Hall of Fame BWF pada tahun 2004.

 

2. Gelar yang Luput

Meski koleksi gelarnya nyaris sempurna, Susy Susanti tercatat tidak pernah menjuarai Asian Games sepanjang kariernya. Pencapaian terbaiknya di ajang olahraga multievent Asia ini hanyalah meraih medali perak di nomor beregu putri pada Asian Games 1990 dan 1994.

Sementara di nomor perorangan, prestasi terbaik legenda yang dikenal dengan permainan reli panjangnya ini hanya mencapai medali perunggu. Di Asian Games 1990 (Beijing), ia harus takluk dari wakil tuan rumah, Tang Jiuhong, lewat rubber game.

Susy Susanti
Susy Susanti

Empat tahun kemudian di Asian Games 1994 (Hiroshima), ia kembali gagal melangkah ke final setelah dikalahkan rival abadinya, Bang Soo-hyun, dengan skor telak 4-11 dan 5-11. Meskipun gelar Asian Games gagal direngkuh, pencapaiannya di Olimpiade dan kejuaraan major lainnya tetap mengukuhkan Susy Susanti sebagai tunggal putri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

(Rivan Nasri Rachman)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement