Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Irwansyah Bicara soal Kegagalan Jonatan Christie dan Anthony Ginting di Olimpiade Paris 2024 hingga All Indonesian Final di All England

Bagas Abdiel , Jurnalis-Minggu, 24 November 2024 |00:08 WIB
Irwansyah Bicara soal Kegagalan Jonatan Christie dan Anthony Ginting di Olimpiade Paris 2024 hingga All Indonesian Final di All England
Irwansyah kala menangani tunggal putra Indonesia. (Foto: PBSI)
A
A
A

JAKARTA – Pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah, angkat bicara soal kegagalan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting di Olimpiade Paris 2024. Dia mengakui bahwa salah satu kegagalannya menangani Jonatan Christie cs adalah di Olimpiade Paris 2024.

Namun, jika berkaca pada keseluruhan rapor tahun ini, dia menyebut performa tunggal putra Indonesia tidaklah jelek. Sebagai pelatih, Irwansyah mengaku bertanggung jawab atas kegagalan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting dalam membawa pulang medali di Olimpiade Paris 2024.

Irwansyah

Meski begitu, Irwansyah ia menilai hal tersebut tidak bisa menjadi tolok ukur bagi penilaian performa dirinya secara keseluruhan selama menangani skuad tunggal putra pelatnas PBSI. Bahkan jika berbicara tahun ini, pelatih berusia 50 tahun tersebut terbilang membawa prestasi cukup banyak bagi Jonatan dan Ginting.

Salah satu prestasi paling membanggakan adalah terciptanya all Indonesian final di sektor tunggal putra. Hal itu dicapai lewat penampilan Jonatan dan Ginting.

"Kalau dibilang hasilnya jelek, okelah Olimpiade Jonatan dan Ginting memang enggak bagus hasilnya, saya terima, saya juga yang bertanggung jawab kan," ungkap Irwansyah kepada MNC Portal Indonesia melalui sambungan telefon.

"Tapi kan enggak semuanya jelek. All England tahun ini kita buat sejarah, pertama kali dalam 30 tahun, Jonatan dan Ginting di final All England, itu kan sejarah," tambah pelatih asal Medan tersebut.

Selain itu, anak didiknya juga meraih titel bergengsi lainnya pada tahun ini, yakni menjadi juara Asia 2024. Gelar tersebut kembali diraih oleh Jonatan Christie hanya berselang satu bulan saja.

"Setelah itu Jonatan juara Asia, tahun lalu ada Ginting yang juara Asia, dan juara-juara lainnya. Walaupun enggak konsisten, tapi kalau menurut saya hasil saya bagus," sambung Irwansyah.

Tidak hanya berbicara pada tahun ini, prestasi lainnya juga didapat Irwansyah pada tahun-tahun sebelumnya. Sebut saja seperti Alwi Farhan yang masuk dalam skuadnya dan berhasil membawa titel juara dunia junior 2023.

Ada juga Christian Adinata yang berhasil membawa titel SEA Games 2023. Begitu juga dalam turnamen beregu, Irwansyah berhasil mengantarkan Indonesia meraih satu titel dan dua runner-up Piala Thomas.

"Selama saya di Indonesia, tiga kali kita ke final Thomas Cup, sekali juara Thomas Cup dan dua kali final. Tunggal putra ambil peran penting juga," tambah Irwansyah.

Irwansyah

"Jangan lupa juga kita membuat sejarah juara dunia junior, Alwi Farhan. Sudah satu tahun saya genjot dan dia jadi juara dunia junior, dan itu sejarah pertama kali tunggal putra Indonesia juara dunia junior," lanjutnya.

"Itu kan enggak jelek. Walaupun enggak konsisten tapi ada yang juara, tiap tahun ada juara. Jonatan dan Ginting walaupun enggak konsisten, tapi juaranya itu enam kali juara BWF World Tour, tapi orangnya beda-beda. Christian Adinata jangan lupa juara SEA Games," imbuhnya.

Karena itu, jika banyak pihak hanya menilai performa tunggal putra di bawah arahan Irwansyah hanya dari sisi Olimpiade, ia mengatakan hal itu tidak adil. Sementara pada tahun ini, performa tunggal putra tidaklah terlalu buruk.

"Tapi kalau bicara tahun ini, tahun ini bulan empat itu kan masih hangat-hangatnya, juara All England dan juara Asia. Kecuali juara All England dua tahun lalu. Ini baru tahun ini. Jadi kalau dinilai dari Olimpiadenya aja, itu kan enggak fair juga menurut saya," pungkasnya.

(Djanti Virantika)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement