Hal ini sebenarnya telah diatur dalam statuta federasi bulutangkis dunia (BWF). Tepatnya pada bagian 2.2.4 kode etik pemain poin 3.2.3. Hal ini pula yang menjadi dalih pendukung Carolina Marin untuk membuktikan bahwa An Se Young yang bersalah.
“Mematuhi formalitas niat baik sebelum, selama, dan setelahnya pertandingan termasuk berterima kasih kepada Ofisial Teknis dan berjabat tangan Pemain lawan. Pemain harus berterima kasih kepada lawan dan wasitnya sebelum meninggalkan lapangan permainan untuk merayakannya bersama pelatih atau penonton.” tulis statuta BWF.
Menilik dari statuta tersebut, wajar jika Carolina Marin sempat kesal pada An Se Young. Pasalnya, tunggal putri yang kini berada di peringkat 1 ranking BWF itu memilih untuk selebrasi lebih dulu dibanding bersalaman dengan lawannya.
Namun bagi pendukung An Se Young, Carolina Marin dianggap terlalu mengintimidasi An Se Young dengan sikapnya yang seperti memperingatkan itu.
Anda dapat menyaksikan secara langsung lanjutan ajang-ajang olahraga berkelas dunia di Vision+, dengan klik di sini.
(Rivan Nasri Rachman)