“Dia sendiri main nothing to lose. Saya bilang, ‘Itu yang bikin kamu enak mainnya, bukan berpikir soal hasil, tapi prosesnya’. Kalau hasil itu sudah jelas kalau enggak menang, ya kalah. Tapi, proses menuju hasilnya itu yang harus kita jalani dengan baik,” jelas Coach Herli.
Lebih lanjut, Herli menceritakan Gregoria merasa sangat bangga bisa mengalahkan pemain ranking empat dunia itu. Menurutnya, kemenangan itu memantik kepercayaan diri anak buahnya kendati kemudian kalah di laga kedua dari An Se Young dengan skor 9-21, 21-11, dan 10-21.
“Responnya tentunya bagus. Senyumnya ketika dia menang di lapangan, dia kelihatan begitu bangga dengan hasil yang didapatnya,” jelas Herli.
“Yang kedua, tentu itu menambah kepercayaan dirinya. Walaupun saat melawan An Se Young di game awal itu belum begitu lepas, tapi game kedua bisa main bagus lagi dan di game ketiga kejar-kejaranlah,” imbuhnya.
Sayangnya, Gregoria juga menelan kekalahan di partai terakhir Grup A kontra Akane Yamaguchi, yang kemudian menjadi juara BWF World Tour Finals 2022 dengan skor 15-21, 21-13, dan 18-21. Hasil negatif itu pun membuat sang wakil Merah-Putih gagal mendapatkan tiket ke semifinal.
Kendati demikian, performa Jorji di BWF World Tour Finals 2022 membuat Herli cukup puas. Sebab, dia menampilkan perkembangan.
Ke depannya, sang pelatih bertekad fokus meningkatkan kualitas fisik anak buahnya itu dan juga menguatkan mentalitasnya lagi. Dengan begitu, Gregoria diyakini semakin berkembang untuk mampu bersaing dengan pemain-pemain top dunia tersebut tahun depan.
(Djanti Virantika)