ASEAN Para Games 2022: Peraih Medali Emas Paralimpiade Tokyo 2020 Waswas Lawan Pebulu Tangkis Indonesia

KUALA LUMPUR – Peraih medali emas Paralimpiade Tokyo 2020 asal Malaysia, Cheah Liek Hou, bersiap menghadapi ASEAN Para Games 2022. Jelang berlaga di ASEAN Para Games 2022, Cheah Liek Hou pun waswas menghadapi pebulu tangkis Indonesia.

Ya, Cheah Liek Hou akan tampil di ASEAN Para Games 2022 yang akan digelar di Solo pada 30 Juli hingga 6 Agustus 2022. Meski punya modal meraih medali emas Paralimpiade Tokyo 2020, Cheah yang kini menemapti peringkat 1 dunia SU5 itu waspada menghadapi pebulu tangkis Indonesia.

Pemain berusia 34 tahun itu memiliki modal dengan meraih 11 gelar juara berturut-turut di ajang ini. Cheah Liek Hou juga telah mencatatkan 56 kemenangan beruntun sejak Oktober 2019. Meski begitu, dia menganggap kompetisi yang akan digelar di Indonesia itu memiliki tensi berbeda.

Liek Hou kemungkinan akan menghadapi pebulu tangkis Indonesia, Dheva Anrimusthi, di nomor tunggal putra SU5. Dheva telah dia kalahkan untuk memperebutkan emas di Olimpiade Tokyo pada September 2021.

BACA JUGA: Sanjung Penyelenggaraan ASEAN Para Games 2022 di Kota Solo, Pelatih CP Football Thailand: Fasilitas Bagus, Makanannya Enak

Liek Hou mengatakan melawan pemain Indonesia di markas sendiri akan menimbulkan tantangan yang lebih berat. Apalagi bicara tentang Dheva, dia belum mengetahui permainannya setelah lama tak berjumpa.

BACA JUGA: Curhat Yunita Ambar Usai Ditunjuk Jadi Pelatih Para Bulutangkis Indonesia: Motivasi Atlet Luar Biasa Tinggi!

"Saya mungkin akan menjadi unggulan teratas di Olimpiade, tetapi saya tidak berpikir itu akan berarti apa-apa," kata Liek Hou, dikutip laman New Strait Times, Rabu (27/7/2022).

"Dheva belum keluar untuk turnamen sejak Paralimpiade, jadi saya ingin tahu seberapa banyak dia telah meningkat. Ini akan menjadi rumit,” lanjutnya.

Liek Hou bukan hanya dimungkinkan melawan Dheva di turnamen ini. Beberapa nama top di kategori SU5, seperti Suryo Nugroho, Hafizh Prawiranegara, dan Oddie Putra juga memberikan tantangan.

"Saya juga penasaran dengan jumlah maksimum pemain yang bisa didaftarkan suatu negara di setiap event,” lanjutnya.

“Indonesia memiliki banyak pemain kuat di kategori SU5,” tegasnya.

"Terus terang, ASEAN Para Games lebih sulit daripada turnamen terbuka reguler," tutupnya.

(Djanti Virantika)