Share

Usai Kematian Atlet Hero Tito, Komisi Tinju Indonesia Diminta Perketat Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Tanding

Avirista Midaada, Jurnalis · Jum'at 04 Maret 2022 14:38 WIB
https: img.okezone.com content 2022 03 04 43 2556325 usai-kematian-atlet-hero-tito-komisi-tinju-indonesia-diminta-perketat-pemeriksaan-kesehatan-sebelum-tanding-ekeBFrtgvl.jpg Petinju Hero Tito meninggal dunia. (Foto: Instagram/herotheliontito)

MALANG - Komisi Tinju Indonesia diminta membenahi persiapan sebelum tanding dengan memperketat pemeriksaan kesehatan setiap petinju yang akan naik ke atas ring. Hal itu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa yang menimpa petinju Hero Tito yang meninggal dunia diduga karena sudah memiliki luka dalam sebelum pertarungan terakhirnya.

Promotor tinju sekaligus pemilik sasana tempat Hero Tito latihan, Armin Tan menyatakan, ia menduga Hero Tito menderita luka yang diderita dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. Pasalnya dari hasil MRI dan CT scan saat menjalani perawatan ia masih tak menyangka satu pukulan yang dilayangkan lawannya James Mokoginta, mampu membuat cedera parah di bagian kepala Hero.

"Selama ini dia banyak terluka juga, selama pertandingan dia banyak sekali bertanding. Menurut saya itu akumulasi dari luka yang lama bisa juga ini menyebabkan hal ini," kata Armin Tan, saat ditemui MNC Portal seusai pemakaman Hero Tito di Malang, pada Jumat (4/3/2022).

Selama Armin Tan mengikuti pertandingan Hero Tito, terkadang pemeriksaan kesehatan memang tak dilakukan secara detail dan lengkap, utamanya di Indonesia. Hal ini yang diduganya ada luka dalam sebelum pertandingan melawan James Mokoginta, pada Minggu 27 Februari 2022 sehingga menyebabkan cedera parah di kepalanya.

Hero Tito

"Menurut saya ada kemungkinan seperti itu, karena dari CT scan, hasil CT scan, itu tidak mungkin cedera separah itu untuk satu kali pertarungan terakhir itu," tuturnya.

Menurut Armin Tan, beberapa pemeriksaan seperti MRI tes dan CT scan tes jarang dilakukan di Indonesia. Padahal seharusnya pemeriksaan kesehatan sebelum pertandingan tinju di Indonesia, bisa dilengkapi dengan pemeriksaan MRI dan CT scan untuk memastikan kondisi bagian organ dalam sang petinju.

"Jadi Hero banyak bertanding di luar, tetapi regulasi di sana apakah diminta CT scan atau nggak, karena selama saya tidak bersama Hero Tito kalau di pertandingan luar negeri, apalagi kalau pertandingan WBC asia, kadang - kadang itu tidak diminta, ada negara yang meminta, ada yang tidak, khusus untuk Indonesia tidak diminta," paparnya.

Armin Tan pun menyarankan agar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan Komisi Tinju Indonesia agar memperketat aturan pemeriksaan kesehatan, pasca kejadian meninggalnya petinju berusia 36 tahun Hero Tito. Dimana minimal ada pengetesan MRI, CT scan, HIV, dan Hepatitis untuk mengantisipasi adanya kemungkinan luka dalam atau kesehatan organ dalam tubuh yang terganggu, sebelum pertandingan.

Follow Berita Okezone di Google News

"Ini pesan buat Menpora, atau komisi tinju, saya harap rules (aturan) setelah kejadian ini harap diubah sedikit. Jadi jangan terlalu jorok, dari komisi tinju untuk memberikan izin pertandingan yang menurut saya pemeriksaan kesehatan sedikit saja. Hanya sekedar stetoskop dan pengecekan darah menurut saya itu tidak cukup," jelasnya.

Namun Armin juga sadar harus ada keringanan biaya tes MRI dan CT scan bagi atlet karena selama ini mereka terkadang tak sanggup membayarnya sendiri. Pasalnya antara biaya tes dengan penghasilan yang diterima tidak seimbang.

"Harusnya dengan kejadian ini Indonesia khususnya komisi tinju harus mengubah itu semua. Harus lebih ketat, minimal MRI, memang lebih mahal dan kita tahu bayaran di sini murah nggak mungkin orang bisa melakukan MRI seusai bayaran yang murah seperti itu," terangnya.

Pemakaman Hero Tito

Sementara itu Kakak Kandung Hero Tito, Siswanto mengakui adiknya kandungnya sempat menderita demam tinggi dua pekan sebelum pertandingan melawan James Mokoginta. Ia mengetahui hal itu karena sebelum pertandingan sempat mendampingi latihan di Jakarta selama satu pekan.

"Kemarin katanya demam, dua minggu sebelum bertanding. Saya dikabari datang ke Jakarta, itu satu minggu sebelumnya sakit. Jadi saya ngelatih seminggu jadi saya yang ngelatih seminggu. Biasanya persiapannya sama saya itu 1,5 sampai dua bulan, satu bulanlah minimal persiapannya," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, petinju nasional Hero Tito meninggal dunia pada Kamis 3 Maret 2022 usai menjalani perawatan empat hari di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Petinju kelahiran Malang ini tak sadarkan diri setelah di-upper cut lawannya James Mokoginta di ronde ketujuh di ajang Hollywings Gatsu Night Club, Jakarta, Minggu 27 Februari 2022.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini