“Filipina dengan hasil 1 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Itu sebenarnya juga memiliki target 3 emas di Olimpiade Tokyo.
Terlepas dari itu, tambah Okto, hasil Olimpiade Tokyo menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia. Untuk itu, Okto meminta izin kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali untuk bisa mengawal proses kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.

Terlebih, tiga dari enam atlet peraih medali di Tokyo berusia kurang atau telah menginjak 23 tahun. Mereka, kata Okto, berpotensi tampil di Paris. “Sebanyak 14 orang atlet Indonesia yang turun di ada 14 atau 50 persen ini berusia kurang atau sama dengan 23 tahun. Dan 21 atlet atau 75 persen secara usia masih mungkin tampil mengikuti kualifikasi menuju Paris. Sebut saja jika Greysia dan Eko disiplin berlatih, jaga fisik, asupan nutrisi baik, pun masih punya peluang tampil lagi di Paris,” katanya.
Okto juga berterima kasih kepada Menpora Amali yang telah memberikan support kepada Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyol. Selain itu, tambah Okto, apresiasi ditujukan untuk KBRI untuk Tokyo yang telah membantu Kontingen Merah putih selama penyelenggaraaan multi event paling bergengsi edisi ke-32 ini bergulir.
Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo dipimpin Chef de Mission Rosan Perkasa Roeslani berjumlah 28 atlet dari delapan cabor, yaitu bulu tangkis, angkat besi, atletik, panahan, surfing, renang, menembak, serta rowing. Selain atlet, Indonesia juga memiliki lima ITO yang bertugas di Olimpiade Tokyo, yakni 3 dari cabor bulu tangkis, 1 tinju, dan 1 loncat indah.
(Andika Pratama)