“Jadi, dulu masih kecil dan belum ada fasilitas apa pun, dibikin raket kayu sama papa saya. Itu juga cuma iseng-iseng aja karena hobi main. Itu juga cuma main-main saja sama tetangga sebelah,” cerita Apriyani di sesi konferensi pers bersama PBSI, Sabtu (7/8/2021).
‘Sehabis dari situ, tidak lama kemudian papa coba beliin raket yang di pinggir jalan. Papa pun semakin lihat bahwa ini anak (Apriyani) senang sama bulu tangkis dan jadinya malah nge-support sekali,” lanjutnya.

“Lalu saya ikut pertandingan-pertandingan seperti antar sekolah. Pertandingan pertama ke Makassar. Pada saat itu dibiayai tapi saya tidak bermain. Karena kan masih ada pemain-pemain yang dibayar dari profesi saya,” tambah Apriyani.
“Papa dapat ide buat kayu itu dari mana saya juga bingung. Bentuknya itu kotak terus ada pegangannya ya cuma seperti itu. Papa bisa dapat ide seperti itu tentu luar biasa,” imbuh rekan Greysia tersebut.
Berkat raket kayu itulah Apriyani bisa menjadi salah satu atlet ganda putri terbaik Indonesia. Jasa Apriyani jelas takkan terlupakan begitu saja, apalagi mengingat Apriyani dan Gresyia menjadi pasangan ganda putri pertama yang menyumbang emas di Olimpiade.
(Rachmat Fahzry)