Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jerman Sebut Ruang Karantina Atlet Olimpiade Tokyo 2020 seperti Penjara

Sri Lestari Rahayuningtyas , Jurnalis-Minggu, 01 Agustus 2021 |00:01 WIB
Jerman Sebut Ruang Karantina Atlet Olimpiade Tokyo 2020 seperti Penjara
Seorang pria memakai masker melintas depan maskot Olimpiade Tokyo 2020. (Foto/Reuters)
A
A
A

TOKYO – Asosiasi atlet eksklusif dari Jerman, Athleten Deutschland, menilai penyelengara Olimpiade Tokyo 2020 tidak memperlakukan atlet yang melakukan karantinan dengan baik. Menurut mereka, para atlet ditempatkan dalam ruangan yang dianggap seperti penjara.

Sesuai aturan para atlet yang tiba di Jepang, diharuskan untuk menjalani tes Covid-19 terlebih dahulu. Jika hasilnya positif, mereka harus langsung menjalani karantina mandiri yang disediakan oleh pihak penyelenggara, yakni Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Foto/Reuters

Perwakilan untuk kebijakan olahraga Internasional di Athleten Deutschland, Maximilian Klein, memberikan komentar soal keburukan tempat karantina untuk para atlet. Dia memberikan contoh perlakuan tak mengenakan yang didapat atlet papan luncur asal Belanda, Candy Jacobs.

Baca juga: Anthony Ginting: Lolos ke Semifinal Sangat Berarti bagi Saya

Jacobs menempati ruangan karantina sangat tidak layak. Dia mengukgapkannya melalui akun Instagram miliknya. Namun, Jacobs telah dinyatakan negatif per hari ini, Sabtu (31/7/2021), dan panitia memberi izin untuk pulang kepadanya.

Baca juga: Tembus Final, Greysia/Apriyani Kini Berburu Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Hanya saja, saat menjalani karantina, udara di dalam ruangan yang ditempatinya tidak bersih, ditambah asupan pangan yang tidak memadai untuk kesehatan dan keseimbangan para atlet. Para atlet harus mencuci pakaian berkeringatnya di wastafel yang juga sering tidak mengering.

Wakil dari Asosiasi Atlet Jerman, Maximilian Klein, menyampaikan komentar soal para atlet diharuskan karantina yang menghabiskan waktu seperti dalam penjara tidak layak. Ia juga menyindir para anggota IOC yang mendapatkan ruang karantina di hotel mewah dan mahal.

"Tampak aneh bahwa atlet yang dites positif harus menghabiskan karantina mereka dalam kondisi seperti penjara, sementara anggota IOC tinggal di hotel mewah yang mahal dan diberikan tunjangan harian yang tinggi,” kata Klein, mengutip dari Inside The Games, Sabtu (31/7/2021).

“IOC telah menahan diri dari mengembangkan Rencana B sejak awal dan oleh karena itu memiliki tanggung jawab khusus terhadap semua yang terlibat, termasuk para atlet," lanjut Klein.

Foto/KBRI Tokyo

Selain itu, Klein juga mengharapkan agar IOC dan pihak penyelenggara berupaya mensejahterakan atlet yang sudah dinyatakan positif Covid-19. Bagaimanapun juga, semua berawal dari keinginan berlangsungnya ajang Olimpiade tersebut.

"Ini menghasilkan miliaran pendapatan dari pekerjaan dan kinerja mereka (IOC) tanpa membiarkan mereka berpartisipasi dalam keuntungan sebagai kontributor penting,” ujar Klein.

"Selain itu, IOC juga telah membuang risiko residual dari panas dan COVID-19 kepada para atlet melalui keringanan kewajiban,” tukas Klein.

(Rachmat Fahzry)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement