Selain hasil positif di tiga kejuaraan kualifikasi terakhir itu, kelolosan Rahmat ke Tokyo juga tak luput dipengaruhi beberapa hal. Salah satunya adalah aturan IWF yang menyebut bahwa setiap negara hanya bisa menurunkan satu lifter di setiap kelas Olimpiade, penyesuaian lifter, hingga adanya lifter yang terjerat kasus doping.
Karena itu, peringkat Rahmat pun bisa naik ke peringkat 10 besar sehingga memenuhi syarat untuk mengisi jatah kontinental.
Sebelum dinyatakan lolos ke Olimpiade Tokyo, Rahmat sudah beberapa kali tampil cukup gemilang dalam berbagai kejuaraan internasional. Dia bahkan digadang-gadang bisa menjadi penerus Eko Yuli Irawan (61kg) dan Triyatno (73kg) untuk mengharumkan Indonesia di pentas internasional.
Rahmat yang kini berusia 20 tahun itu menggebrak pertama kali setelah menjuarai kelas 73kg junior di Asian Junior Championships 2019 di Pyongyang, Korea Utara.
Atlet asal Makassar itu berhasil menyabet medali emas setelah mencatatkan total angkatan 326kg dengan snatch 147kg dan clean and jerk 179kg.
Ia kembali tampil mengejutkan ketika menyumbangkan medali emas SEA Games 2019 Filipina dalam debutnya di multievent se-Asia Tenggara itu. Ia membukukan total angkatan 322kg dengan snatch 145kg dan clean and jerk 177kg.
Tahun lalu, Rahmat bahkan mampu memecahkan rekor dunia junior dalam ajang Asian Junior Championships 2020 di Tashkent, Uzbekistan untuk kategori clean and jerk 185kg dan total angkatan 329kg.
Rahmat mengukir catatan terbaiknya dengan total angkatan 335kg (snatch 148kg dan clean and jerk 187kg) saat ia finis di posisi keempat dalam Asian Championships 2020 di Tashkent, Uzbekistan pada April 2021.
Di Olimpiade Tokyo 2020, Rahmat akan bersaing dengan lifter-lifter dari Australia, Bulgaria, Amerika Serikat, Jepang, Spanyol, Meksiko, China, Albania, Venezuela, Saudi Arabia, Morocco dan Tunisia.
Tak hanya Rahmat Erwin Abdullah, Indonesia juga akan menurunkan empat lifter lainnya di Olimpiade Tokyo, yaitu Windy Cantika Aisah (49kg), Eko Yuli Irawan (61kg), Deni (67kg), dan Nurul Akmal (+87kg).