TOKYO – Lifter putri Indonesia, Windy Cantika Aisah, berhasil meraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020. Lebih lanjut, Windy Cantika pun menceritakan bagaimana perjuangannya sebelum bisa mempersembahkan medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.
Mulai dari sesi latihan hingga kesehariannya sebelum tampil, kisahnya diungkap oleh Windy Cantika. Lifter berusia 19 tahun itu mengatakan perlu mengatur pola makannya agar lebih baik.

BACA JUGA: Air Mata dan Doa Ibunda Windy Cantika Iringi Kesuksesannya Rebut Medali Olimpiade Tokyo 2020
Tak hanya itu, dia juga harus disiplin dalam menjaga fokusnya. Untuk melakukannya, Windy Cantika memiliki tidak bermain telefon genggam pada jam-jam tertentu.
BACA JUGA: Raih Medali di Olimpiade Tokyo 2020, Windy Cantika Dapat Bonus Rp300 Juta dari Ridwan Kamil
“Kalau tantangannya sih kayak mengatur pola makan supaya lebih disiplin, terus juga handphone dikumpulin selama sebulan pada jam-jam tertentu, kecuali pada Sabtu dan Minggu, lebih untuk menjaga fokus,” kata Windy, saat menghadiri konferensi pers virtual.
“Abis itu, makannya, istirahatnya, dan latihannya lebih diatur dan diperhatikan lagi,” sambungnya.
Selain itu, Windy Cantika juga sempat beberapa kali mengalami cedera. Cedera yang diderita Windy di antaranya pada bagian bahu, hamstring, dan kakinya pada sesi latihan.

“Kemarin juga sempat sakit pinggang, terus sempat ketimpa (besi) juga seminggu sebelum tampil, pada bagian kaki. Windy juga sempet kena hamstring, tulang kering, bahu, dan beberapa kapalan serta pecah-pecah di bagian tangan,” kenangnya.
Tetapi, perjuangan Windy Cantika akhirnya bisa membuat harum nama Indonesia di kancah internasional. Berkat perjuangannya, Indonesia bisa mempertahankan tradisi medali di cabang olahraga angkat besi di ajang Olimpiade.
(Djanti Virantika)