Kemenpora sendiri turut menyatakan keprihatinannya atas masalah tersebut. Tetapi, mereka memastikan bahwa keputusan sepenuhnya berhak dilakukan oleh cabor. Meski begitu, Kemenpora memastikan akan terus meninjau masalah ini demi memastikan tudingan yang beredar terkait masalah keperawanan bukan jadi penyebab atas pemulangan Shalfa.
Kemenpora juga mengingatkan kepada seluruh cabor yang berlaga di SEA Games 2019 untuk tak membuat masalah apa pun. Sebab, hal tersebut dapat berdampak terhadap fokus para atlet yang akan berlaga.
“Kemenpora tentu cukup prihatin dengan kejadian tersebut. Sesuai dengan Perpres 95 Tahun 2017, hak promosi dan degradasi atlet memang ada di cabor, bukan di Kemenpora maupun KONI. Tetapi, jika benar pemulangan atlet itu karena dugaan masalah keperawanan yang dikatakan pelatihnya, kami akan tindak tegas, karena ini selain masalah privasi dan kehormatan seseorang, juga itu tidak ada hubungannya dengan prestasi,” lanjut keterangan Kemenpora.
“Kepada seluruh cabor kami ingatkan untuk tidak menimbulkan kehebohan sekecil apa pun, karena itu akan berdampak pada konsentrasi kontingen Indonesia secara keseluruhan. Lebih baik berkonsultasi langsung pada pimpinan induk cabor ataupun KONI dan jika tidak dapat terselesaikan langsung ke Kemenpora, agar isu-isu sensitif seperti itu bisa segera dimitigasi secepatnya,” tutup pernyataan Kemenpora.
(Djanti Virantika)