SEPANG – Rivalitas sengit di MotoGP 2015 masih terus melekat di benak hingga saat ini. Rivalitas tersebut membelah pencinta balap motor bergengsi dunia itu menjadi dua kubu, yakni kubu Valentino Rossi dan pembalap-pembalap Spanyol seperti Marc Marquez, Dani Pedrosa, serta Marc Marquez.
Perpecahan tersebut terjadi setelah Rossi menuding Marquez berkonspirasi dengan Lorenzo untuk perebutan titel MotoGP 2015. Kemudian, The Doctor tertangkap kamera menyenggol motor Marquez hingga jatuh di balapan yang berlangsung di Sepang, Malaysia.
Hal itu dilakukannya lantaran kesal melihat The Baby Alien menghalangi jalannya untuk mengejar Lorenzo yang ada di baris depan dalam perebutan trofi MotoGP 2015. Alhasil, hubungan Marquez dengan Rossi merenggang dan menambah sengit rivalitas keduanya.
Namun, cerita pembalap-pembalap tersebut sudah telanjur menyebar luar di media sosial dan menimbulkan pandangan yang berbeda-beda dari fans masing-masing pembalap. Mulai tudingan konspirasi hingga meme yang memojokkan Marquez yang jadi pasangan Lorenzo.
Legenda MotoGP, Giacomo Agostini, pun ikut memberi komentarnya. Ia dengan yakin berkata tidak ada konspirasi untuk menjatuhkan Rossi.
“Tidak ada konspirasi melawan Rossi. Baik Marquez atau Lorenzo serta Pedrosa ingin semuanya menang. Segalanya benar berkembang untuk Lorenzo, tapi tak ada konspirasi,” tegas Agostini, seperti diberitakan Speedweek, Selasa (26/1/2016).
Agostini pun memberi pesan kepada pencinta MotoGP untuk tidak terpengaruh pemberitaan yang kerap muncul cepat di media sosial. Ia menilai persaingan seperti itu wajar dalam dunia balap, karena ajang balap hanya memunculkan satu pemenang.
“Kita semua seharusnya berhenti dan melihat ke depan, tapi jika orang-orang ingin untuk percaya, maka mereka akan terus melanjutkannya sepanjang hidup. Ada banyak orang yang hanya berpikir dengan hati ketimbang pikiran,” imbuh Agostini.
“Valentino dan Marc melakukan kesalahan. Apa yang terjadi di Sepang tidak baik untuk ajang balap. Tapi salah satu harus mengendarai motor (merasakan) untuk memahami apa yang benar terjadi di sana. Semua ingin menang tapi hanya satu yang bisa melakukannya. Karena itu, wajar hal seperti ini terjadi,” terang juara dunia 15 kali tersebut.
(Arief Hadi Purwono)