VALENCIA - Tak banyak yang menyangka bila seorang Marc Marquez bisa meraih gelar juara dunia di musim MotoGP pertamanya. Bahkan, termasuk tim Repsol Honda yang menaungi pembalap berusia 20 tahun tersebut.
Tahun 2013, Marquez dipilih Honda untuk menggantikan posisi Casey Stoner yang pensiun, sekaligus mendampingi Dani Pedrosa. Di luar dugaan, jawara Moto2 2012 itu sanggup memberikan persaingan ketat kepada pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo.
Klimaksnya terjadi pada GP Valencia, pembalap asal Spanyol itu keluar sebagai jawara dunia 2013 usai finis di posisi ketiga. Lorenzo yang memenangkan balap tersebut, hanya kalah empat poin saja dari Marquez.
Tercatat dalam musim perdananya, Marquez meraih 6 kemenangan, 16 kali naik podium, 9 pole position, dan menorehkan 11 kali lap tercepat. Bos HRC, Shuhei Nakamoto, mengaku kaget dengan kepintaran Marquez mengendalikan mesin MotoGP.
"Sebelum musim dimulai kami tidak menduga Marc akan menjadi juara tahun ini," kata Shuhei Nakamoto di Crash. “Harapan kami adalah ia memenangi beberapa balapan tapi bahwa ia juga akan mengalami crash.”
“Ia belajar dengan cepat bagaimana caranya mengendalikan mesin MotoGP dan biasanya seorang debutan akan kesulitan untuk mempertahankan waktu lap sampai akhir balapan karena mesin MotoGP lazimnya amat menghabiskan ban,” sambungnya.
Pujian juga meluncur dari kepala prinsipal tim Repsol Honda, Livio Suppo, yang menilai Marquez memiliki mental cukup baik. Terlebih, Marquez hebat dalam menghadapi tekanan di beberapa seri.
"Marc sudah menjadi sebuah kejutan. Kami sudah menduga dirinya itu cepat, tapi konsistensinya dan caranya menangani tekanan di Phillip Island dan Valencia ternyata luar biasa," kata Suppo.
"Reaksi yang ia perlihatkan setelah kena diskualifikasi di Phillip Island sangat bagus, dan ia tidak terlihat tertekan dan terus memamerkan senyum di wajahnya. Ia membuat tim tetap kuat dan bekerja,” sambungnya.
(Muhammad Indra Nugraha)